KHASKEMPEK.COM, KENDAL, JAWA TENGAH – Salah satu instruktur Balai Latihan Kerja (BLK) Al-Ghadier Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon diberi kesempatan untuk maju ke atas panggung dan ditanya oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengenai proses pelatihan dan materi yang telah diajarkan kepada peserta pelatihan di komunitasnya.
Hal ini presiden Jokowi tanyakan kepada santri tersebut ditengah-tengah sambutan beliau di hadapan hadirin pada acara Peresmian Balai Latihan (BLK) Komunitas Se-Indonesia di Pesantren Al-Fadlu 2, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (30/12/2019).
Dalam sambutannya, presiden Jokowi bertanya kepada salah satu instruktur BLK dari pesantren KHAS Kempek ini, “Silakan dikenalkan dulu,” kata presiden Jokowi. Kemudian ia memperkenalkan diri, “Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh, nama saya Ahmad Farhan Romadhon dari Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon,” “panggilannya siapa?,” tanya pak presiden. “Farhan,” jawabnya singkat.
Lebih lanjut, pak Jokowi bertanya, “Mas Farhan, sudah diajari apa saja di BLK Komunitas?,” tanya beliau. Lalu Farhan menjawab, “(santri) diajari desain grafis.” “Desain grafis itu apa? Ceritain! Pak, saya diajarin desain grafis. Desain grafis itu ini, saya bisa ini. Siapa tahu ada perusahaan besar yang ingin desain grafis dari pondok pesantren,” kata pak presiden disambut tepuk tangan hadirin.
“Ya, awalnya santri itu masih sedikit yang bisa desain grafis, kayak Photoshop, CorelDRAW dan Adobe Ilustrator itu santri minim sekali yang bisa. Setelah saya mengikuti pelatihan di BLK, ya Alhamdulillah sekarang sudah bisa walaupun setengah-setengah,” kata Farhan.
Pak Jokowi langsung menimpali penjelasan Farhan, “Loh kok setengah-setengah. Bisa kok setengah-setengah. Bisa seratus persen, gitu dong. Bisa (kok) setengah-setengah? Gimana panjenengan niku?” kata presiden Jokowi disambut tawa hadirin. Tetapi Farhan langsung menjawab kembali, “Seratus persennya kita bisa pelajari lagi sendiri, ada (video) Youtube kan banyak,” jawab Farhan.
“Oh, belajar sendiri. Artinya itu basic dasarnya sudah,” kata pak Jokowi. Kemudian ia bertanya kembali, “Tadi diceritain desain grafis itu apa, kayak apa? Nanti saya bisa ini, bisa ini, biar santri-santri yang lain tahu,” tanya beliau.
Farhan menjawab, “Ya desain grafis itu adalah mendesain suatu yang grafis.” Pak Jokowi, “Desain grafis itu mendesain yang grafis… Oke,” Farhan, “Seperti kita mendesain background.” Presiden, “Mendesain background. Oke, terus? Farhan, “Kemasan, leaflet, brosur, kemudian kita bikin logo. Dan kita pertama belajar itu bikin logo Kemenaker…,” jawab Farhan tegas.
Lalu pak presiden bertanya lagi, Desain grafis itu banyak sekali, tadi sudah di sampaikan mendesain logo, mendesain background. Apa lagi? Mendesain kemasan, kalau punya barang kemasannya enggak baik dibuat kemasan yang baik. Tapi didesain, bukan langsung dimasukkan ke plastik, didesain. Ini sekarang jadi desainernya ada di sini. Kira-kira itu. Berarti sudah…., misalnya saya minta tolong didesainkan kemasan produk, ya kan, saya punya barang, dikemas, kemudian didesainkan mereknya, namanya, itu sudah bisa? Warnanya bisa?” tanya pak Jokowi.
Farhan menjawab dengan mantap, Iya bisa. Pertama kita harus kesepakatan lewat design brief dulu. Kesepakatan antara desainer dengan client itu…
Pak Jokowi, Wah, ini mulai kelihatan pinter banget sekarang. Terus-terus… Farhan, Ya setelah itu, design brief. Ketika sudah sepakat maka MoU (memorandum of understanding) dan kita…,” jawabnya.
Pak presiden, “Ini sudah…, ini yang benar gini ini. Praktek dan kelihatan ini yang sebenarnya yang kita butuhkan, ini kayak gini tadi. Nggih, sudah,” kata beliau.
“Ya meskipun yang namanya mendesain itu memang melatih itu melatih keterampilan. Warna, harus punya feeling, warnanya apa. Hurufnya besar atau kecil. Lurus atau belok, atau melengkung, sudah kelihatan? Sudah? Oke. Dapat satu lah, dapat satu ini, sudah,” tutup pak Jokowi. (KHASMedia)
Sumber: Sekretariat Presiden
