Ustadz Muhammad Shofy: Tawadhu, Sifat Terpuji yang Harus Dimiliki Setiap Muslim

0
999

KHASKEMPEK.COM – Tawadhu itu akhlak yang terpuji, termasuk dari bab kedua para salik shufi setelah mengikuti proses takhalli, berproses lagi yang namanya tahali, satu sifat terpuji adalah tawadhu.

Apa sih tawadhu itu? Tersurat dalam Al-Qur’an yang mengatakan:


وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.


وَٱخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ

Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.

Ini semua merupakan sifat-sifat terpuji Kanjeng Nabi Muhammad SAW ketika beliau menghadapi umatnya. Beliau diperintah untuk tawadhu.

Agar apa? Agar umat menerima dengan lapang hati tanpa pemaksaan dan tanpa merendahkan, karena seorang muslim selayaknya harus daiman mutawadhi’an, harus selalu tawadhu.

Tentunya tawadhu yang tidak menghinakan diri, tidak memposisikan diri sebagai buruh, akan tetapi mengampuni, memberikan rahmat dan menjauhi dari omongan yang menjatuhkan.

Di balik tawadhu, lawan katanya adalah takabbur. Di dalam kitab Tanwirul Qulub karangan Syekh Muhammad Amin Al-Kurdi, lawan dari tawadhu adalah takabbur. Takabbur adalah dosa pertama yang disebut dalam Al-Qur’an, yang dilakukan oleh iblis.


وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَٱسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Iblis menjauhi sifat tawadhu ketika diperintah oleh Allah SWT.


اَلنَّهْيُ عَنِ الشَّىْءِ اَمْرٌ بِضِدِّهِ

Larangan terhadap sesuatu, maka secara otomatis adalah perintah kepada kebalikannya”.

Kalau kita ambil ibrah dari pada iblis yang sombong di hadapan perintah Tuhan, maka kita sebagai umat manusia harus bisa mengambil ibrah bahwa kita melaksanakan yang sebaliknya, yaitu tawadhu.

Tawadhu juga bisa diartikan menghilangkan sifat egoisme, karena pertama kali yang menunjukkan sifat egoisme adalah iblis, dan kita diperintah untuk menjauhi sikap-sikap yang dinisbatkan kepada iblis, yaitu sikap takabbur.

Salah satu dari implementasi sifat tawadhu adalah bahwa seorang manusia tidak akan bermalas-malas untuk menolong orang lain, untuk memberi bantuan kepada orang lain.

Apa lagi dalam keadaan pandemi covid-19 kali ini, orang yang tawadhu pasti akan menolong orang lain dengan sukarela, karena bisa memposisikan diri layaknya orang lain tersebut, mempunyai perasaan yang sama dengan orang lain.

Abu Said Al-Khudri yang dinukil oleh Dr. Abdul Mun’im, mengatakan bahwa tawadhu itu,


ألا يستنكف الرجل أن يساعد أهله فى بيته، ويقضى مصالحه بنفسه طالما لديه القدرة على ذلك

Tidak bermalas-malas untuk menolong keluarga di dalam rumah dan mencukupi kemaslahatan-kemaslahatan selama ia mempu.

Tentunya, ini adalah ajaran Nabi Muhammad SAW, beliau adalah orang yang sangat rendah hati, menjauhi sikap jumawa dan takabbur, bahkan di hadapan umatnya sendiri. Di sini, nabi tidak bersikap sebagai bos, tapi sebagai pemimpin yang mengajarkan tentang kerjasama dan saling tolong antar sesama. (KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here