Terjemah Qowaidul I’lal : Setetes Pembahasan Qo’idah I’lal (Kaidah 1-5) – Syekh Mundzir Nadzir

0
189

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Kita semua tahu, I’lal itu merupakan dasar kita mempelajari ilmu dari shorof, oleh karena itu, kita juga harus mempelajarinya secara cermat, tidak hanya mempelajari saja, kita juga harus menghafal kaidah-kaidah tersebut agar apa yang kita pelajari tertanam di fikiran kita, Kamis (15/08/2024).

mempelajari Qoidah i’lal dalam kitab Qowa’idul I’lal secara bertahap adalah pendekatan yang sangat bijaksana. Setiap kaidah dalam kitab tersebut memiliki peran penting dalam memahami perubahan bentuk kata dalam bahasa Arab, terutama dalam ilmu Shorof dan Tashrif.

Qoidah i’lal berkaitan dengan perubahan pada huruf-huruf tertentu dalam kata (i’lal) yang dapat mempengaruhi pola atau bentuk kata tersebut. Ini adalah aspek yang sangat penting dalam bahasa Arab karena pemahaman yang mendalam tentang i’lal dapat mempermudah kita dalam memahami dan mengaplikasikan berbagai pola kata dalam bahasa Arab.

Berikut pembahasan dari kaidah i’lal 1 – 5 ;

الْقَاعِدَةُ الْأَوْلَى

إِنَّ الْوَاوَ وَالْيَاءَ إِذَا تَحَرَّكَنَا وَانْفَتَحَ مَا قَبْلَهُمَا قُلِبَنَا أَلِفًا نَحْوُ صَانَ وَبَاغِ أَصْلُهُمَا صون وبيع

Arti & Pembahasan :

Ketika ada wawu dan ya’ berharokat (harokat apapun, baik itu fathah, dhommah, maupun kasroh) dan huruf sebelumnya itu berharokat fathah, maka wawu diganti alif seperti contoh صَانَ وَبَاع yang asalnya صون وبيع

  • Pembahasan صون (Fi’il Madhi) yang mana terdapat Wawu berharokat yang terletak di ‘ain fi’il, dan huruf sebelumnya merupakan Shad’ yang berharokat Fathah, maka wawu diganti menjadi Alif, hingga jadilah صَانَ
  • Pembahasan بيع (Fi’il Madhi) yang mana terdapat Ya’ berharokat yang terletak di ‘ain fi’il, dan huruf sebelumnya merupakan Ba’ yang berharokat Fathah, maka Ya’ diganti menjadi Alif, hingga jadilah بَاع


الْقَاعِدَةُ الثَّانِيَةُ

إِنَّ الْوَاوَ وَالْيَاءَ إِذَا وَقَعَنَا عَيْنًا مُتَحَرِّكَةً وَكَانَ مَا قَبْلَهَمَا حَرْفًا صَحِيْحًا سَاكِبًا نُقِلَتْ

حَرَكَتُهُمَا إِلَى مَا قَبْلَهُمَا نَحْوُ يَقُوْمُ وَيَبِيعُ أَصْلُهُمَا يَقْوُمُ وَيَبْيعُ

Arti & Pembahasan :

Ketika ada wawu dan ya’ teletak di ain fiil yang berharokat, dan huruf sebelumnya merupakan huruf shohih (huruf selain alif, wawu dan ya) yang mati, maka harokat wawu atau ya tersebut dipindahkan pada huruf shohih yang mati tersebut

  • Pembahasan lafadz يَقْوُمُ itu ada huruf ilat yang berharokat, dan huruf sebelumnya merupakan huruf shohih yang mati, maka harokat huruf illat tsb dipindah pada huruf shohih yakni Qaf’, karena huruf shahih lebih berhak menyandang harokat. jadilah يَقُوْمُ
  • Pembahasan lafadz يَبْيعُ itu ada huruf ilat yang berharokat, dan huruf sebelumnya merupakan huruf shohih yang mati, maka harokat huruf illat tsb dipindah pada huruf shohih yakni Ba’, karena huruf shahih lebih berhak menyandang harokat. jadilah يَبِيعُ


الْقَاعِدَةُ الثَّالِثَةُ

إِنَّ الْوَاوَ وَالْيَاءَ إِذَا وَقَعَتَا بَعْدَ آلِفِ زَائِدَةٍ وَكَانَتَا عَيْنًا فِي اسْمِ الْفَاعِلِ أَوْ طَرَفًا فِي الْمَصْدَرِ أَبْدِلَتَا هَمْزَةً نَحْوُ صَائِنٌ وَبَائِعٌ وَكِسَاءٌ وَبِنَاءٌ أَصْلُهَا صَاوِنٌ وَبَايِعٌ وَكِسَاؤ وَبِنَاي

Arti & Pembahasan :

Ketika ada wawu dan ya terletak setelah alif zaidah (alif pada lafad فَاعِلِ merupakan alif ziyadah tuk menunjukkan ke isim failan) dan wawu atau ya tersebut terletak pada ain fiil (jika berupa isim fail) Atau Ujung Kalimah (jika berupa mashdar) maka wawu atau ya’ tersebut harus diganti menjadi hamzah seperti contoh صَائِن ,بَائِعٌ ,كِسَاءٌ,بِنَاءٌ yang asalnya صَاوِنٌ وَبَايِعٌ وَكِسَاؤ وَبِنَاي

  • Pembahasan Lafadz صَاوِنٌ itu ada wawu terletak setelah alif ziyadah maka wawu harus diganti dengan fathah, jadilah صَائِن (pembahasan untuk konteks isim fa’il)
  • Pembahasan Lafadz بَايِعٌ itu ada ya terletak setelah alif ziyadah maka ya harus diganti dengan fathah, jadilah بَائِعٌ (pembahasan untuk konteks isim fail)
  • Pembahasan Lafadz كِسَاؤ ada wawu terletak diujung kalimah, maka harus diganti dengan hamzah jadilah كِسَاءٌ (Pembahasan untuk konteks mashdar)
  • Pembahasan Lafadz بِنَاي ada ya terletak diujung kalimah, maka harus diganti dengan hamzah jadilah بِنَاءٌ (Pembahasan untuk konteks mashdar)


الْقَاعِدَةُ الرَّابِعَةُ

إِنَّ الْوَاوَ وَالْيَاءَ إِذَا اجْتَمَعَنَا فِي كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ وَسُبِقَتْ إِحْدَاهُمَا بِالسُّكُوْنِ قُلِبَتِ الْوَاوُ يَاءً وَادْغِمَتِ الْيَاءُ الأَوْلَى فِي الثَّانِيَةِ نَحْو مَيِّتٌ وَمَرْمِيٌّ أَصْلُهُمَا وَمَرْمُوْى

Arti & Pembahasan :

Ketika ada wau dan ya’ berkumpul dalam satu kalimah dan sebelumnya itu didahului dengan sukun, maka wawu harus diganti dengan ya’ kemudian ya pertama harus diidgomkan pada ya kedua contoh مَيِّتٌ وَمَرْمِيٌّ yang asalnya وَمَرْمُوْى ميْوِيت

  • Pembahasan مَرْمُوْى dalam contoh ini terdapat wawu dan ya berkumpul pada 1 kalimah, yakni isim maf’ul, maka wawu tersebut diganti ya jadi مَرْمُيي kemudian ya pertama diidgomkan pada ya kedua maka jadi ّمَرْمُي kemudian harokat dari mim harus dikasrohkan, untuk menyelamatkan Ya’ maka jadilah مَرْمِيٌّ
  • Pembahasan ميْوِت dalam contoh ini terdapat wawu dan ya berkumpul pada 1 kalimah, maka wawu tersebut diganti ya jadi ميْيت kemudian ya pertama diidgomkan pada ya kedua maka jadi مَيِّتٌ


الْقَاعِدَةُ الْخَامِسَةُ

إِنَّ الْوَاوَ وَالْيَاءَ إِذَا تَطَرَّفَتَا وَكَانَتَا مَضْمُوْمَتَيْنِ سُكِّنَتَا نَحْوُ يَغْزُوْ وَيَرْمِيْ أَصْلُهُمَا يَغْزُو وَيَرْمِي

Arti & Pembahasan :

Ketika ada wawu dan ya terletak diujung kalimat, dan keduany itu berharokat dommah maka sukunkanlah wawu dan ya tersebut

  • Pembahasan lafadz يَغْزُو dengan wawu yg didomahkan, terletak pada akhir / ujung kalimah, maka wawu tersebut harus disukunkan karena beratnya dhommah diakhir kalimah itu berat maka jadi يَغْزُوْ
  • Pembahasan lafadz يَرْمِي dengan ya yg didomahkan, terletak pada akhir / ujung kalimah, maka ya tersebut harus disukunkan karena beratnya dhommah diakhir kalimah itu berat maka jadi يَرْمِيْ

Sekian setetes keterangan yang saya bisa ungkapkan

, mohon koreksinya jika ada kesalahan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here