Tafsir Mbah Moen Atas Keajaiban 17 Agustus 1945

0
2526

KHASKEMPEK.COM – Sepintas angka-angka 17/8/1945 itu hanya bilangan biasa yang tidak mengandung arti dan makna apa-apa. Bilangan 17845 sebagai tanggal 17 bulan 8 (Agustus) tahun 1945 adalah hari proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ilustrasi hari kemerdekaan itu terabadikan dalam lambang negara Indonesia, Burung Garuda Pancasila. Pada sayap kanan terdapat 17 helai bulu dan sayap kiri juga ada 17. Bulu panjang ekor ada 8 helai, bulu halus ekor berjumlah 19, bulu leher berjumlah 45 dan pada dada burung terdapat 5 sila Pancasila.

Namun, apabila bilangan diatas diafsahi dan dimaknai secara historis religius, maka muncul sebuah keajaiban yang sudah diprediksi 14 abad yang lalu. Apakah itu sebuah kebenaran, atau hanya kebetulan saja, atau memang sebuah iradah Allah SWT yang telah digariskan oleh-Nya? Ini mungkin bukan masalah area mistik, tetapi fakta yang tak terbantahkan.

Mari kita lihat untaian angka-angka mukjizat berikut ini, Syaikhona Mbah Moen mengawali dawuhnya dengan:

Pertama;
Angka 17 adalah tanggal 17, dalam burung garuda terdapat dua sayap, kanan 17, kiri 17, hal ini memberikan pemahaman bahwa:

1. Ini sesuai dengan shalat, 17 rakaat sehari semalam, dan terdapat 17 rukun yang tidak boleh ditinggalkan.

2. 17 Agustus 1945 juga bertepatan dengan hari Jum’at tanggal 9 Ramadhan 1364 H. Jum’at sebuah hari spesial bagi umat Islam dan Ramadhan adalah bulan kemuliaan. Al-Qur’an menyebutkan: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an.”

3. 17 tahun setelah peristiwa Sumpah Pemuda 1928, Ir. Soekarno menyatukan bangsa dan memproklamasikan kemerdekaan RI 1945,
شُبَّانُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَد

“Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan,” demikian kata pepatah Arab.

Diketahui penulis kemudian, subhanallah, ternyata Mbah Moen lahir pada 28 Oktober 1928, hari Sumpah Pemuda. Bisa jadi pemuda itu adalah beliau sendiri, yang memiliki komitmen kebangsaan dan selama hidupnya menjadi pemimpin dan pelayan umat bangsa ini.

Kedua :
Syaikhona melanjutkan, bahwa angka 8 adalah bulan Agustus menurut perhitungan kalender Masehi, sebuah bilangan yang mengandung paling tidak ada dua rahasia:

1. Terdapat 8 anggota tubuh yang harus menempel ketika sujud, diantaranya jidat, keduan telapak tangan, kedua lutut, kedua jari-jari telapak kaki dan terakhir adalah hati harus menyentuh dan khusuk keharibaan Allah. Dalam hadits disebutkan:

عنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ»

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Keadaan paling dekat seorang hamba dari rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyak doa (di dalamnya).” HR. Muslim.

2. Bulan 8 adalah bulan yang secara perhitungan sesuai dengan peristiwa nuzulul Qur’an, 17 Ramadhan yang bertepatan dengan 10 Agustus 660 M, ini adalah sebuah keajaiban, karena 8 adalah bulan Agustus.

Ketiga:
Angka 45 merupakan tahun 1945, adalah bilangan 4 dan 5 yang sarat dengan makna istimewa, Mbah Moen ngendiko bahwa:

1. Shalat dalam sehari terdapat 4 tasyahhud, yakni; 2 shalat dhuhur dan 2 ashar, malam harinya ada 5 tahiyyat; 2 maghrib, 2 isya dan 1 shalat shubuh.

2. Shalat sehari semalam juga 5 waktu, sesuai dengan Pancasila yang ada 5 sila dan menjadi ruh warga Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Angka 4 juga menunjukkan 4 pilar bangsa Indonesia yang menyatu dalam idiom PBNU; Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45 dan belakangan diketahui bahwa Mbah Moen sendiri yang mempopulerkan istilah ini.

4. Angka 4, sangat filosofis apabila diartikulasikan dengan jari jemari tangan sebagai sebuah kekuatan membangun negara. Ada 4 pilar negara; jari telunjuk dimaknai sebagai simbol ulama/tokoh, jari tengah melambangkan pengusaha, jari manis adalah kekuatan perempuan, dan kelingking memiliki arti pekerja atau buruh.

5. Angka 4 dan 5 juga terdapat dalam Lambang Nahdlatul Ulama (NU) yaitu, 4 bintang dibawah gambar jagat, 5 bintang terdapat diatasnya.


6. Terakhir 4 juga mengilhami makna yang tersurat dalam lirik lagu nasional kita:

Satu nusa
Satu bangsa
Satu bahasa kita

Tanah air
Pasti jaya
Untuk selama-lamanya

Untaian kata-kata tersebut telah tersirat dalam sirah Nabi Muhammad SAW dalam membangun negara (Madinah of State) yang terdiri dari: negara Arab, bangsa Arab, bahasa Arab dan tanah air Arab.

Demikian yang bisa difahami dari Syaikhona KH. Maimoen Zubair, karena keterbatasan nalar dan modal intelektual penulis.

Walhasil, Indonesia adalah sebuah negara yang menjadi anugerah dan kenikmatan tertinggi bagi kita dan ini sangat sesuai dengan apa yang pernah diuswahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Jadi NKRI adalah negara yang sudah bersyariah. Hal inilah yang mengilhami slogan, motto, jargon NKRI harga MATI, karena syariah tidak bisa ditawar.

Paling tidak, makna tanggal bulan dan tahun kemerdekaan Indonesia itu ekuivalen dengan hikmah Isra Mi’raj yang menghasilkan disyariatkannya shalat 5 waktu.

Mari dengan energi spirit 17/08/1945 kita tetap jaga persatuan kesatuan, kesalingan, resiproksitis dan dialogis menuju Indonesia maju dan unggul dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74.

Wallahu a’lam bis shawaab

Disarikan dari Mauidhoh Hasanah Syaikhona Mbah KH Maimoen Zubair dalam acara Isra Mi’raj, Bojong Tegal, 19 Maret 2019.

Nurkholik Tawan (Santri dan Pengajar Pondok Pesantren KHAS Kempek)

(KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here