Sosok Buya Ja’far di Tengah Munas dan Konbes NU 2012

In memorian 1.4.14 (bagian 2)

0
1271

Dr. H. Syahrizal Syarif, MPH, PhD, seorang dokter, dosen, aktifis sosial, pengusaha kafe, pengurus PBNU yang pada saat itu beliau menjadi Sekretaris Panitia Pusat, ia menuturkan kisah dan kesan mendalam mengenai sosok Buya Ja’far selama perhelatan Munas dan Konbes NU di Kempek, tulisan ini disampaian pada April 2014, dokter itu mengawali dengan muqoddimahnya :

Langit pagi di “Osaka- Jepang” bersinar terang, angin dingin awal musim semi berhembus dengan kencang. Saya duduk hangat sarapan di kedai roti “Rikoku” yang menyediakan kopi gratis. Saya membuka HP dan melihat pesan-pesan yang masuk dari tanah air. Saat itu 2 April 2014, hari ke 7 saya di negeri Sakura.

Salah satu pesan mengejutkan saya. Buya KH Ja’far Agiel Siroj dipanggil Allah sehari sebelumnya. Walau beribu kilometer jarak Osaka – Cirebon, wajah beliau terlihat jelas, senyum yang tulus, suara serak yang tegas dan menggelegar, tampilan sederhana dan bersih, keramahan yang menyenangkan. Saya berdoa untuk kepulangan beliau yang baik. Amien

Kemudian beliau melanjutkan dengan kesannya.

Saya merasa beruntung, Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2012 di Pesantren Kempek, Palimanan, Cirebon, yang berlangsung 15-17 September 2012, mempertemukan saya dengan Buya Ja’far yang kharismatik. Dalam posisi saya sebagai Sekretaris Panitia Pusat Munas dan Konbes, membuat saya berinteraksi dengan beliau mulai saat persiapan- pelaksanaan dan akhir kegiatan.

Perkenalan bermula di pertengahan Maret 2012, rapat koordinasi pertama sekaligus peninjauan ke lokasi penyelenggaraan. Rapat berlangsung dalam suasana yang hangat dan kekeluargaan. Buya Ja’far yang saat itu memakai baju koko putih lengan pendek, songkok putih dengan sarung berwarna kemerahan, dengan tegas menyatakan kesiapan Kempek sebagai tuan rumah Munas.

Dalam ketegasan itu terasa jelas nada optimis dan kesungguhan, dalam menerima amanah PBNU sebagai tuan rumah. Dalam kesempatan tersebut beliau berucap: ” Kempek siap, namun untuk melayani para tamu dengan lebih baik – maka kami mohon agar penyelenggaraan Munas dan Konbes diundur “.

Rapat Pleno Syuriah- Tanfidziah PBNU akhirnya mengundurkan Munas- Konbes 4 bulan dari rencana semula. Munas dan Konbes NU berlangsung tanggal 15-17 September 2012.

Selesai rapat, Buya Ja’far mengantar kami meninjau fasilitas Pesantren Kempek. Apa yang beliau sampaikan tentang kesiapan pesantren Kempek untuk menjadi tuan rumah memang berdasarkan daya dukung yang kuat.

Pesantren ini berdiri di atas tanah yang luas sekali, dengan berbagai bangunan pendukung yang terlihat masih baru. Hampir diseluruh sudut suasana membangun sangat terasa, dapat dimaklumi kenapa Buya minta waktu untuk dapat melayani tamu dengan baik. Kami semua panitia pusat pulang ke Jakarta dengan semangat tinggi untuk menyelenggarakan Munas dan Konbes dengan sebaik-baiknya, hal ini sangat dipengaruhi oleh semangat dan kesungguhan yang luar biasa yang ditularkan Buya Ja’far kepada kami.

Beliau bercerita bagaimana tanpa mengenal lelah siang-malam beliau menghubungi berbagai pihak yang dapat membantu penyelenggaraan Munas-Konbes ini, pihak alumni, pemerintah daerah, pengusaha setempat , maupun potensi internal NU tidak hanya di Cirebon bahkan di seluruh Jawa Barat.

Munas dan Konbes NU di Pesantren Kempek, Palimanan, Cirebon berlangsung tanggal 15-17 September 2012. Dalam sambutannya, Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqiel Siroj, baik ketika menutup Munas dan Konbes, maupun dalam acara Pembubaran Panitia menyatakan: ‘’ Munas dan Konbes NU di Pesantren Kempek adalah penyelenggaraan Munas dan Konbes yang paling sukses dari Munas dan Konbes selama ini..”.

Penilaian Ketum PBNU ini bukan saja dikarenakan inilah satu-satunya Munas-Konbes yang dihadiri oleh Presiden RI ( kemudian dengan situasi berbeda, Presiden RI hadir di Munas Banjar 2019, pen. ), namun hal ini didasari atas kelancaran penyelenggaraan dan kepuasan peserta atas pelayanan tuan rumah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here