Sibuk Menilai Keburukan Orang Lain, Lupa Memperbaiki Diri Sendiri

0
895

KHASKEMPEK.COM – Suatu hari, sepasang suami istri pindah ke sebuah wilayah perumahan baru. Pada pagi berikutnya, ketika keduanya sedang menikmati sarapan pagi, sang istri, dari balik kaca jendela, melihat tetangga rumah sedang menjemur pakaian di halaman rumahnya.

Sang istri itu pun berkomentar di hadapan suaminya: “Lihat itu suamiku! Cucian tetangga kita tidak bersih. Apakah ibu itu tidak tahu cara mencuci pakaian dengan baik ya? Ataukah kemungkinan sabun cuci yang digunakan bukan sabun yang bagus, sehingga pakaian yang dicuci masih terlihat kotor?”

Sang suami memandang keluar dan tidak bereaksi apa-apa. Ia hanya diam dan melanjutkan obrolan dengan tema yang lain.

Hari-hari selanjutnya, setiap mereka sarapan pagi dan sang istri melihat tetangganya menjemur pakaian, maka sang istri selalu menyempatkan diri untuk memberi komentar miring seperti hari-hari sebelumnya.

Akan tetapi setelah berlalu hampir dua minggu, pada suatu hari sang istri dibuat terkejut. Karena ketika ia melihat keluar dari balik jendela, ia menemukan pemandangan yang tidak seperti biasanya. Cucian tetangganya kini terlihat bersih.

Segera ia pun berkata kepada suaminya: “Lihat suamiku! Ada perkembangan baik di halaman rumah tetangga kita. Rupanya ibu itu sudah tahu bagaimana cara mencuci pakaian dengan baik. Siapa ya kira-kira yang mengajari dia?”

Suami di hadapannya menjawab: “Tahukah kamu istriku? Hari ini, saya bangun pagi- pagi. Terpikir olehku untuk melaksanakan apa yang sudah menjadi rencanaku sejak hari-hari pertama kita pindah ke rumah ini”.

“Aku ambil ember, aku isi dengan air, aku campur dengan sabun pembersih kaca dan aku ambil kain lap, kemudian aku bersihkan semua kaca-kaca jendela rumah kita. Hasilnya, seperti yang kamu lihat, kaca jendala rumah kita sekarang menjadi bersih dan bening……”

Sahabat Khas Kempek Dot Com!
Apa kira-kira pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita di atas?

Tahukah kamu apa yang dialami oleh sang istri dalam cerita di atas adalah suatu yang sering kali terjadi juga pada diri kita?

Sang istri memandang cucian tetangga yang sedang dijemur dari jendela kaca rumahnya yang kotor sehingga jemuran itu pun terlihat kotor di matanya.

Bukankah kita juga sering menilai buruk kepada orang lain, padahal belum tentu kitanya sudah baik atau belum? Atau bisa jadi, penilaian buruk kita kepada orang lain sebenarnya berasal dari cara pandang kita yang buruk.

Oleh karena itu, akan lebih baik bagi kita, sebelum menilai orang lain, kita terlebih dahulu menelisik diri kita sendiri, sudah layakkah kita memberi penilaian? Dan apakah lensa yg kita gunakan sudah betul-betul bersih?.

Kenyataannya, tidak semua orang mau repot-repot melakukan itu. Kebanyakan dari kita dengan mudah menghakimi orang lain. JEMURAN TETANGGA KOTOR, itu saja. Padahal kotor itu, kalau saja kita mau lebih bijaksana, justru berasal dari kotornya kaca jendela rumah kita sendiri.

Akhir kata, mari kita berdoa: Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang sibuk menilai keburukan orang lain, lupa untuk memperbaiki diri sendiri. Amin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here