Pulang Haji, Kang Shidqi Ceritakan Wafatnya Mbah Moen

0
771

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Setelah melaksanakan ibadah haji, putra dari KH Musthofa Aqiel, Kang Muhammad Shidqi tiba di pesantren pada Rabu (21/8) dini hari. Kedatangan beliau langsung disambut dengan lantunan Qasidah Sayyidah Khodijah.

Dihadapan para santri, beliau menceritakan wafatnya pengasuh Ponpes Al-Anwar yang juga merupakan kakek beliau, KH Maimoen Zubair. Sebenarnya Kang Shidqi sudah dicari oleh Mbah Moen setibanya di tanah suci. Namun entah mengapa, Kang Shidqi teramat susah untuk menemui “Mbah Kakung” (sapaan beliau kepada Mbah Moen).

Sampai akhirnya, sekitar pukul 3 dini hari beliau diberi kabar bahwa Mbah Moen sedang kritis. Beliau lalu meminta izin kepada mertuanya yang juga tengah berangkat haji bersama untuk menjenguk Mbah Moen.

Siangnya, sekitar pukul 14:00 waktu Makkah, jenazah Mbah Moen diberangkatkan untuk di makamkan di Ma’la. Kala itu, suhu kota Makkah sedang berkisar 40 derajat celcius dan kang Shidqi pada saat itu tidak mengenakan alas kaki, bukan karena tidak membawa, tetapi “saking embuhe” (karena keadaan tengah rumit, sampai tidak kepikiran apapun) ujar beliau. Jalanan pun teramat panas kala itu dikarenakan dipanggang oleh matahari.

Dalam kondisi seperti itu, Kang Shidqi bergumam (dalam terjemahan bahasa indoesia) “Ya Allah, jikalau Mbah Moen itu wali, saya minta supaya kaki saya tidak kepanasan. Tiba tiba, ada orang yang sedang bagi-bagi sandal,” ujar beliau.

Beliau bercerita, selama berhari-hari beliau menangis setelah kejadian wafatnya Mbah Moen, ini dikarenakan beliau adalah satu-satunya keluarga yang masih muda yang menyaksikan wafatnya Mbah Moen. “Andaikan saya tidak memiliki pengalaman ditinggal oleh Nyai Afifah, Buya Ja’far dan Ami Ahsin, mungkin saya pingsan waktu itu” tutur beliau.

Beliau juga menegaskan bahwa jelas sekali Mbah Moen itu bukan hanya milik keluarga, Indonesia, ataupun milik pesantren Al-Anwar, Sarang, namun Mbah Moen adalah milik dunia. “Mbah Moen itu seperti bapak, waktu untuk keluarga pun sangat jarang, Mbah Moen itu milik umat” tutur Kang Shidqi.

Hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai macam golongan yang menziarahi Mbah Moen. “Mbah Moen itu di shalati 19 kali, yang ke 19 nya di Masjidil Haram, saking banyaknya yang ingin menshalati Mbah Moen. Dan shalat yang ke 19 itu diimami oleh seorang wahabi. Ini membuktikan bahwasanya Mbah Moen adalah milik segala umat”, tambah Kang Shidqi. (KHASMedia/Ulum)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here