KHASKEMPEK.COM – Hari Raya Idul Adha 1440 H telah tiba. Hari yang dinanti bagi kaum muslimin di seluruh penjuru untuk saling berbagi. Di hari Idul Adha, semua orang muslim berkumpul untuk melakukan sholat Ied.
Pada hari ini pula diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim disuruh untuk menyembelih putranya, tetapi ketika Nabi Ibrahim ingin menyembelih putranya, Ismail. Sembelihan itu diganti dengan domba oleh Allah Swt. Sejak hari itulah mulai disunnahkan untuk berkurban.
Kegiatan berkurban menjadi momentum yang baik di mana setiap muslim bisa saling berbagi, saling membantu, dan saling berbagi rezeki, lewat hewan kurban yang dibagikan.
Selain ibadah qurban, Idul Adha juga mempunyai banyak makna.
Makna yang terkandung pada hari raya Idul Adha yaitu tentang ketaatan, pengorbanan seorang hamba terhadap sang- pencipta serta persatuan umat Islam. Tentunya dari makna tersebut kita dapat mengambil banyak pelajaran yang dapat kita pelajari untuk mengarungi kehidupan menjadi lebih baik.
Momentum Idul Adha juga harus menjadi catatan yang harus dimaknai bagi umat muslim untuk memperbaiki akhlak kepada sesama manusia (hablum-minan-nas) dan akhlak kepada tuhan (hablum-min-Allah).
Tetapi pada faktanya umat Islam tidak begitu memahami makna besar yang terkandung dalam Idul Adha sehingga perayaannya pun hanya berupa rutinitas dan berlangsung secara itu-itu saja.
Idul Adha harus menjadi pengingat tentang asal usul penciptaan dan persinggahan akhir manusia. Allah menciptakan bani Adam, membekalinya dengan akal, hati dan nafsu. Bumi merupakan arena pertempuran untuk membuktikan kualitas keimanan kepada-Nya. Pembuktian keimanan ini diperlukan untuk menjadi pembeda antara mukmin dan kufur.
Perayaan Idul Adha memberi pembelajaran tentang manusia-manusia mulia yang telah rela mengorbankan harta, benda, bahkan nyawa untuk memenuhi perintah Tuhan. Sebagai ganjaran atas pengorbanan luar biasa tersebut, Allah Swt akan mengangkat derajat mereka di sisi-Nya.
Oleh: Fauzi (Ikhwan KHAS Jakarta Raya)
