Makna Hijrah Menurut Al-Qur’an dan Hadits

0
1322

KHASKEMPEK.COM – Masih dalam suasana Tahun Baru Hijriah I442 H. Ada baiknya bila kita kembali merenungkan dan meninjau kembali kata hijrah yang kerap digunakan di seputar kita sekarang.

Yang perlu kamu tahu, sebenarnya kata hijrah di dalam Al Quran selalu bermakna berpindah secara fisik dari satu tempat ke tempat yang lain.

Seperti hijrahnya Nabi Muhammad SAW, adalah perpindahan fisik beliau dari Mekkah ke Madinah. Atau seperti dalam Surat An Nisa ayat 100:

ومن يهاجر في سبيل الله يجد في الارض مراغما كثيرا وسعة

“Barang siapa berhijrah di jalan Allah maka ia akan menemukan di bumi Allah tempat yang luas dan rizki yang banyak.”

Berhijrah di sini diartikan berpindah dari satu wilayah, di mana seorang tidak dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban agamanya, ke wilayah lain yang memungkinkan dirinya melakukan kewajiban-kewajiban tersebut.

Allah menjanjikan kepada orang yang melakukan hijrah tempat seperti di atas, sepanjang dilakukan semata-mata karena mencari ridha Allah, baginya akan terbuka kesempatan dan peluang yang luas untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di tempatnya yang baru.

Nah.. baru di dalam hadist, kamu akan menemukan makna hijrah sebagai aktifitas mental dan sikap saja.

Salah satunya adalah dalam sabda Nabi yang diriwatkan oleh Imam Bukhori:

المسلم من سلم المسلمون من يده ولسانه والمهاجر من هجر ما نهى الله عنه

“Muslim adalah seorang yang orang lain terhindar dari (bahaya) tangan dan lidahnya, sedangkan Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang-orang yang meninggalkan larangan-larangab Allah.”

Hadits di atas menunjukkan bahwa hijrah tidak harus melibatkan proses berpindah dari satu tempat ke tempat lain akan tetapi juga dapat berarti seorang yang meninggalkan larangan Allah. Meski ia masih berada di wilayah yang sama.

Dari sinilah kemudian kata hijrah berkembang menjadi kata yang bermakna umum, memasukkan di dalamnya segala jenis perubahan sikap dan mental menuju ke arah yang lebih baik. Dan penggunaan seperti inilah yang sekarang lagi ngetrend di tengah-tengah kita.

Ingatkan kamu ketika ada seorang artis wanita yang awalnya tidak bekerudung, kemudian karena alasan-alasan tertentu yang bisa jadi karena pertimbangan bisnis belaka, tampil dengan berkerudung. Artis itu kemudian ramai disebut dengan artis yang berhijrah.

Demikian pula ketika artis pria yg dulunya tidak berjenggot, kemudian sekarang berjenggot, maka artis itu langsung didaulat sebagai artis hijrah.

Perubahan makna hijrah seperti diatas sebenanya sah-sah saja. Yang disesalkan kemudian adalah kata hijrah digunakan oleh kalangan tertentu menjadi semacam garis pembatas yang membedakan secara clear-cut antara mereka yang dianggap telah berhijrah dan mereka yang belum. Dengan label ke-islaman pada kelompok pertama, dan ke-jahiliahan pada kelompok kedua.

Kenapa disesalkan? Karena apabila hijrah diartikan sebagai perubahan sikap dan mental maka seharusnya ini adalah merupakan proses yang tidak mengenal kata berhenti. Ia adalah merupakan perjalanan turun naik yang akan berakhir dengan tutupnya usia kita. Siapa yang menjamin di akhir kehidupan kita, kita dalam posisi naik atau dalam posisi turun?.

Oleh karena itu, tidak ada yang berhak mengklaim bahwa ia telah mencapai level pasca hijrah sedangkan yang lainnya masih pra hijrah. Meski ia sudah berkerudung rapet atau berjenggot panjang sekalipun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here