Tujuh Hari Wafatnya Buya Ja’far Dihadiri Mahfud MD

0
663

Acara mitung dina (tujuh hari) wafatnya Pengasuh MTM (Majlis Tarbiyatul Mubtadi-ien) Pesantren Kempek, Almarhum KH Ja’far Shodiq Aqiel, berlangsung pada hari kesepuluh setelah wafatya, tepat pada hari Kamis, pukul 20.00 WIB (10/04/2014), di depan kediaman almarhum atau di komplek pesantren Kempek Cirebon. Acara yang dihadiri sekitar 3.000 warga dan santri ini, juga dihadiri Ketua Umum PBNU, KH Sa’id Aqiel Siroj dan Bapak Mahfud MD.   

Mahfud MD, mentri yang pernah menduduki kursi Mahkamah Konstitusi dua periode itu tiba di komplek pesantren kempek, tepat setelah selesai waktu sholat isya dilaksanakan, yang disambut hangat oleh keluarga pesantren kempek dan warga serta santri yang telah dulu hadir.

Pak Mahfud, dalam sambutannya tandas bahwa, ‘’saya telah mengenal almarhum Kyai Ja’far, sejak 14 tahun yang lalu, ketika menjadi mentri pertahanan pada jamanya Gus Dur. Waktu itu saya bersama Kyia Ja’far dan bersama puluhan kyai, berkumpul di kamar/bilik kecil, berbincang-bincang sedikit mengenai akan kepergian Presiden Gus Dur ke Mesir untuk menghadiri rapat kepresidenan, tetapi almarhum Kyai Ja’far, waktu itu usul kepada saya, bahwa, sebaiknya Gus Dur tidak usah pergi ke Mesir, dengan alasan bahwa, presiden-presiden yang beranjak ke negeri piramida itu, biasanya akan guling dari jabatannya, seperti sebelum-sebelumnya. Salah atau benar, sayapun tidak beranggapan bahwa lengsernya Gus Dur adalah karena mitos seperti di atas’’.

‘’Saya terharu dengan apa yang sudah Kyai Musthofa paparkan, bahwa Kyai Ja’far, wafat seperti sudah ada tanda yang almarhum perlihatkan, mengenai saat almarhum ditanya umur, kemudian almarhum menjawab, hari selasa saya umurnya 63 tahun, dan ya benar, hari itu, selasa 01 April 2014 almarhum menghadap sang kholiq. Almarhum Kyai ja’far wafat dalam keadaan tenang tentunya, bahkan sangat manis untuk dikenang bagi keluarga-keluarga yang ditinggalkannya’’. Ungkap Pak Mahfudz dengan rasa terharu.

KH Sa’id Aqiel Siroj, Ketua Umum PBNU, yang juga merupakan kakak kandung almarhum, juga hadir ditengah-tengah ribuan masa, tak lain untuk menghadiri tujuh hari wafatnya kakak beliau.

‘’Kang Ja’far adalah kyai yang sangat tegas, disiplin, semangat, bahkan saya tidak mampu untuk meniru kepribadian almarhum, lebih-lebih dalam hal sholat berjama’ah dan sholat tahajjudnya’’ Ungkap Kang Sa’id, dalam sambutan hangatnya.

Kyai yang merupakan Putra kedua pendiri pesantren MTM Kempek itu juga berpesan kepada santri kempek dan ribuan warga, ‘’warga Nahdliyain, harus berperan di negeri ini, peran apa saja, agama, peradaban, bahkan peran politik, insya Allah, jika peran-peran itu dipegang oleh warga nahdliyin, Negara ini akan aman’’.

Dalam sekelumit doa, Ketua Umum PBNU berharap, semoga almarhum tenang di alam sana, keluarga-keluarga yang ditinggalkan juga, semoga bisa menerima dan ikhlas atas kepulangan almarhum.
‘’Kepergian almarhum Buya Ja’far, insya Allah bukan menjadikan kami dan keluarga pesantren kempek lemah, tapi akan kami jadikan sebagai cambuk pasca wafatnya, agar kami, keluarga pesantren, santri-santri mampu mengembangkan peninggalan almarhum untuk lebih baik’’. Tambah, Kyai yang pernah mengenyam pendidikan di Ummul Qurro’ Makkah itu.

Acara yang  juga dihadiri kyai-kyai se-wilayah 3 Cirebon itu, berlangsung khusyu, sampai selesai pkl. 22.30 WIB.
Oleh: Kang Lufaepi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here