Kultum Khas Ramadhan: KH. Muhammad Bin Ja’far: Tiga Kunci Menghadapi Musibah

0
816

KHASKEMPEK.COM – Kondisi umat manusia, terutama umat Islam, khususnya masyarakat Indonesia, pada saat ini sedang ditimpa musibah yang namanya covid-19 atau virus corona.

Bagaimana kita menyikapi terhadap musibah ini?

Ada sebuah maqolah mengatakan, Innallaha idzaa ahabba qauman ibtalaahum faman rodhiyaa fa lahur ridhaa, wa man sakhithoo fa lahus sukhthu”. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridha maka keridhaan itu untuknya. Dan barangsiapa yang marah maka kemarahan itu untuknya.

Ketika Allah SWT mencintai kaumnya, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya. Maka dengan kondisi seperti ini, kita meyakini bahwa ini adalah cobaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita umat manusia.

Bagaimana kita menyikapinya? faman rodhiyaa fa lahur ridhaa, kita harus belajar ridho kepada apa yang telah diberikan oleh Allah. Kalau kita ridho, menerima dan tidak ngeyel, maka insya Allah, Allah pun ridho. Dengan keridhoan Allah, maka Allah akan secepatnya mengangkat cobaan itu.

Tetapi wa man sakhithoo fa lahus sukhthu, kalau kita tidak terima, ngeyel, bahkan kita membangkang dan menantang musibah itu, maka Allah pun akan menimpahkan musibah kepada kita. Kita harus ridho dengan apa yang diberikan oleh Allah kepada kita.

Oleh karena itu, yang paling penting pada kondisi seperti ini adalah dengan mempertebal iman kepada Allah SWT. Segala penyakit adalah ciptaan Allah. Semuanya kembali kepada Allah, maka yang mengangkat pun hanya Allah lah yang menciptakan.

Tetapi kita tidak boleh pasrah begitu saja, kita pun harus berikhtiar atau berusaha mengantisipasi bagaimana supaya kita bisa menghadapi dan mengantisipasi musibah dengan baik.

Ada tiga kunci yang paling penting dalam menghadapi musibah ini, yaitu: Pertama, kita harus tenang, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang ahli filosofi Islam, Ibnu Sina, yaitu al-wahmu nishfud da‘, panik adalah bagian dari penyakit.

Kita tidak boleh panik, tidak boleh grasah grusuh, kita harus ikuti apa yang telah diberikan oleh ahlinya yaitu para dokter. Ikuti aturan yang sudah ditentukan. Jangan panik.

Kedua, al-Ithmi’nan nishfu dawa’, karena ketengan hati dan pikiran iti adalah bagian dari obat. Kalau kita panik, hati kita tidak tenang, maka psikis kita akan mudah menerima segala penyakit.

Ketiga, As-Shobru bidayatus syifa’, sabar adalah awal dari obat penyembuhan. Yang sudah tertipa kita harus sabar, insya Allah dengan sabar, berdoa kepada Allah, memperbanyak dzikir dan shalawat maka itu adalah awal dari penyembuhan penyakit.

Mudah-mudahan apabila kita mengikuti trik tersebut, kita tidak panik, tenang, kemudian dihadapi dengan sabar, maka insya Allah, Allah akan secepatnya mengangkat musibah yang menimpa umat manusia, khususnya masyarakat Indonesia. (KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here