Kisah di Balik Keistimewaan Hari Asyura

0
384

KHASKEMPEK.COM – Hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram besok, atau yg pada tahun 2020 ini jatuh pada hari Sabtu 29 Agustus, adalah momen yg spesial dalam tradisi Islam.

Pada hari Asyura telah terjadi beberapa peristiwa yang sangat penting dari mulai diterimanya taubat Nabi Adam AS sampai terbunuhnya Cucu Rasullah SAW, Husen Bin Ali RA, di Padang Karbala.

Pada hari ini, kita semua disunnahkan untuk berpuasa dan melakukan amal-amal baik lainnya, seperti memperbanyak sholat sunnah, bersedekah, menyambung tali silaturahmi dan mengasihi anak yatim.

Diceritakan dalam kitab Irsyadul Ibad bahwa di kota Aray hiduplah seorang hakim yang kaya raya. Pada tanggal 10 Muharram, si hakim itu didatangi seorang pengemis. Pengemis itu berkata: “demi kemulian hari ini, saya mohon agar tuan memberi saya makanan dan uang untuk keluarga saya di rumah.”

Si hakim berjanji akan memberikan apa yg diminta pengemis selepas dhuhur. Tapi sampai lewat ashar, karena kesibukannya, si hakim belum memberikan apa-apa. Akhirnya si pengemis pun pulang dengan kecewa.

Di tengah perjalanan si pengemis bertemu tetangga si hakim yg beragama Kristen. Ia pun mengatakan kepadanya hal yg sama yg dikatakan pada hakim.

“Memang hari apakah ini?” tanya sang tetangga.

Si pengemis kemudian menceritakan kemulian-kemulian hari Asyura.

Mendengarkan keistemewaan hari Asyura, si tetangga tergerak hatinya utk mengabulkan apa yg jadi permintaan pengemis bahkan ia memberi lebih.

Malam harinya, sang hakim bermimpi melihat istana yg sangat megah. Ia pun bertanya: “Istana siapa kah ini?

Pertanyaan itu dijawab: “seandainya kamu mau memberikan permintaan pengemis yg mendatangimu pagi tadi, maka istana ini menjadi milikmu. Sayangnya istana ini sudah dimiliki oleh tetanggamu.

Ketika bangun, sang hakim bersegera ke rumah tetangganya.

Si hakim berkata kepada tetangganya: “Sudikah kamu menjual amal baikmu terhadap seorang pengemis kemarin pagi kepadaku? Kalau kamu bersedia, aku akan membayarmu 200 dirham.”

Jawaban si tetangga: “Wahai hakim. Amal perbuatan itu tidak dapat diperjual belikan. Kalau pun kamu akan membayarnya dengan seisi dunia ini, aku tidak bisa menjualnya kepadamu. Apakah yang mendorongmu mau membelinya dengan bayaran yg sedemikian mahal?

Si hakim pun menceritakan apa dilihatnya di dalam mimpinya.

Mendengar cerita itu, si tetangga yang beragama Kristen itu menjadi tersadar bahwa hari Asyura benar-benar merupakan hari yg istimewa. Sehingga akhirnya ia mendapat hidayah dari Allah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here