Kiai Said Aqil: Mbah Moen Satu Orang, Tapi Seperti Satu Umat

0
574

KHASKEMPEK.COM – Hari Senin, 12/8/2019, adalah tujuh hari tepat setelah Almaghfulah KH Maimoen Zubair wafat. Peran Mbah Moen yang begitu besar bagi bangsa dan agama, menyedot masyarakat di berbagai daerah menggelar acara tuju hari wafatnya Kiai kharismatik itu. Pesantren-pesantren mengadakan doa, tahlil dan baca surat Yasin untuk mencari barokah Mbah Moen.

Tentu saja, dari sekian banyak pesantren yang memperingati tuju hari wafatnya Mbah Moen adalah Pesantren Sarang, Jawa Tengah, pesantren asuhan Mbah Moen yang telah diasuhnya selama puluhan tahun. Kiai, ulama, santri dan masyarakat tumpah ruah di pesantren Sarang, untuk mengikuti prosesi tujuh hari pasca kepergian Kiainya. Dari sekian ulama yang hadir salah satunya adalah Prof KH Said Aqil Siraj, Ketua Umum PBNU, yang juga merupakan pengasuh pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta.

Kang Said, panggilan akrab KH Said Aqil Siraj, hadir dan memberikan ceramah atas nama PBNU. Bagi Kang Said, Mbah Moen adalah satu tokoh NU yang perannya untuk bangsa dan negara tidak dapat diragukan. Kharismanya memancar dan memberikan ketenangan kepada semua golongan, bukan hanya kepada sekelompok orang. Mbah Moen merupakan orang yang baik bicaranya, geraknya, bahkan diamnya, memberikan ketentraman kepada kita semua.

Kang Said dalam sambutanya di depan santri dan Kiai-kiai yang hadir menyebut, “Mbah Moen ini satu orang, satu Kiai, namun seperti satu umat. Dalam Alquran itu seperti Nabi Ibrahim As, yang disebut-sebut sebagai umat, walaupun ia satu orang”. Menurutnya, Nabi Ibrahim As nabi yang lahir dari keluarga penyembah berhala, rakyatnya enggan untuk beriman, namun ia berhasil menjadi pribadi yang banyak memberi peran penting terhadap umat dan agama Allah. Begitulah Mbah Moen, walau seorang diri, namun perannya baik untuk bangsa dan agama begitu besar. Bukti kebesaran perannya kepergiannya tidak saja ditangisi oleh umat Islam, namun umat agama-agama lain.

Dalam Alquran Allah Swt memperintahkan umat Islam agar menjadi ummat yang tawassuth, toleran. Ini juga yang menjadi dasar NU dalam bergerak dan bersikap. Akan tetapi menurut Kang Said, sosok yang jelas-jelas telah mengimplementasikan sikap tawassuth ialah Mbah Moen. Almarhum, kata Kang Said, berhasil menjadi syaksiyyah mutawassith (orang yang moderat) dalam beragama dan menyikapi persoalan bangsa. Warga NU mempunyai tauladan yang riil akan sosok yang telah mencontohkan sikap moderat, yang tidak ekstrim, dan memandang semua orang dengan kacamata cinta, kasih sayang.

Perannya bukan hanya untuk agama dam masyarakat secara umum, namun juga dirasakan banyak Partai Politik di Indonesia. PKB, PPP, PDI, Demokrat, dan partai-partai lain, selalu sowan kepada Mbah Moen setiap kali hendak menggelar prosesi pemilihan kepala Daerah ataupun Presiden. Nasehat-nasehatnya menjadi permata yang dapat membuat langkah partai-partai tegap dalam memperjuangkan bangsa. Secara tidak langsung, kebijakan-kebijakan pemerintah Daerah atau pusat, tidak bisa dilepaskan dari peran penting Mbah Moen.

Banyak teladan yang dapat dicontoh dari sosok Mbah Moen yang semasa hidupnya dipenuhi dengan pengabdian kepada Allah dan untuk bangsa Indonesia. Tak cukup waktu untuk merangkai tauladan-tauladan Mbah Moen, yang penting bagi masa depan bangsa. Mbah Moen sosok yang tidak membutuhkan dunia. Hidupnya dicurahkan hanya untuk pengabdian kepada agama dan negaranya.

Kang Said menceritakan, suatu waktu menikahkan anaknya, dan beliau mengundang Mbah Moen untuk memberikan doa kepada anaknya tersebut. Sewaktu Mbah Moen hendak pulang sesaat setelah selesai acara, Kang Said berharap agar Mbah Moen mau menerima uang untuk mengganti ongkos pembelian tiket pesawat. Namun Mbah Moen menolaknya. Mbah Moen memberikan tauladan yang sungguh luar biasa.

Mbah Moen bagaikan sosok Ibrahim As, yang walau hanya sosok seseorang, namun layak disebut sebagai umat, karena perannya kepada agama, bangsa, dan masyarakat Indonesia begitu besar. Tidak ada alasan untuk mencontoh tauladan Mbah Moen dalam pengabdian kepada agama dan bangsa. (KHASMedia)

Baca juga: Kepulangan Mbah Moen dan Masa Depan Bangsa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here