Kiai Said Aqil: Islam Nusantara Lahir dari Keharmonisan Antara Agama dan Budaya

0
544

KHASKEMPEK.COM, BOJONEGORO – Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA menjelaskan bahwa Islam Nusantara bukan sebuah mazhab atau aliran, melainkan identitas atau ciri khas, yakni terjalin secara harmoni antara agama dan budaya. Hal ini disampaikan beliau dalam seminar nasional yang diselenggarakan Institut Agama Islam (IAI) Sunan Giri dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sunan Giri Bojonegoro di gedung serbaguna Bojonegoro Jawa Timur, Rabu (11/12/2019).

Lebih lanjut, Kiai asal Pesantren KHAS Kempek ini menegaskan bahwa NU tidak membenci Arab. Hanya saja, terkait budaya, Kiai Said mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia juga mempunyai budaya yang tidak kalah baik dari pada Arab. “Kita tidak benci Arab dan kita punya budaya sendiri, Islam Nusantara itu lahir dari keharmonisan antara budaya dan agama dan itu yang dipakai oleh wali songo pada zaman dulu,” jelasnya.

Kiai Said juga sedikit menyinggung terkait konflik timur tengah yang sampai saat ini belum selesai. Konflik tersebut, lanjut Kiai Said salah satunya disebabkan oleh kurang harmonisnya agama dengan budaya setempat. Ketika ada budaya baru yang datang, ada yang menolak, bahkan dengan cara yang radikal. Oleh karena itu, Indonesia harus bersyukur tidak ada konflik seperti itu lantaran mampu mengambil sikap moderat dan tidak kagetan. “Kalau ada budaya luar yang masuk dan tidak menggangu budaya kita, ya kita terima,” lanjutnya.

Selain itu, Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Jakarta ini juga meminta kepada pemerintah daerah dan juga mahasiswa untuk tidak lengah terhadap radikalisme dan terorisme. Pemerintah harus bersikap tegas terhadap radikalisme dan terorisme yang dapat terjadi kapan saja seperti yang banyak terjadi di kota besar selama ini.

Saat ini radikalisme dan terorisme sudah berada di setiap daerah. Bukan hanya di daerah saja, melainkan juga sudah masuk ke tatanan perguruan tinggi bahkan di lembaga negara dan TNI. Kondisi seperti ini merupakan kondisi yang memprihatinkan bagi negara. “Di sini ada empat level menuju terorisme, dilevel pertama ada pendoktrinan, dilevel kedua sudah masuk pendoktrinan radikal, dilevel ketiga lebih ekstrim dan di level keempat mengarah ke aksi pengeboman,” jelasnya. (KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here