Kiai Said Aqil Ceritakan Sejarah Masuknya Islam di Nusantara

0
957

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Pada malam puncak Haul dan tasyakkur, Sabtu (28/09) pukul 22:00 WIB, Ketua Umum PBNU, ceritakan awal mula masuknya Islam di Nusantara. Beliau menuturkan “Orang yang pertama kali membawa Al-Quran ke Jawa adalah Syaikh Ahmad Subakir, diperkenalkan kepada Ratu Sima, Raja Kalingga di Jepara. Walaupun ratu sima tak masuk Islam secara eksplisit (terang-terangan), tapi beliau memahami ajaran inti Islam yaitu keadilan. Dari situ, Ratu Sima, terkenal sebagai Raja paling adil. Dan masyarakatnya dibebaskan memeluk agama Islam.”

Selain itu, putra kedua dari KH. Aqil Siroj ini menuturkan bahwa misi Syaikh Subakir selain mengislamkan tanah Jawa ialah membuang jin-jin yang melawan agama islam ke pantai selatan. Namun, ada dua jin yang tidak dibuang oleh beliau, karena jin tersebut tak mengganggu penyebaran agama Islam.

Setelah Syaikh Subakir, orang yang membawa islam kedua d indonesia ialah Syaikh Riasiddin An-Nisaburi. Yang terkenal dengan nama “Mbah Washil”. Kedatangan beliau sekaligus membawa kitab Al-Asror yang beliau ajarkan kepada raja Jayakatuan Joyoboyo, raja Kediri, yang selanjutnya terkenal dengan Ramalan Joyoboyo. “Ramalan Joyoboyo itu sebenarnya terjemahan dari Kitabul Asror,” tutur Kang Said.Setelah itu, barulah datang para da’i.

“Pertama kali ada pesantren di jawa barat, tahun 1410 oleh Syaikh Hasanuddin dari China atau terkenal dengan Syaikh Quro di desa Rengasdengklok Karawang,” ujar beliau.

Syaikh Quro ini memiliki banyak murid, diantaranya ialah seorang yang cantik jelita, yaitu Nyai Subang Larang, putri dari Ki Gede Tapa, bandar pelabuhan Cirebon.

Suatu ketika, Raja Padjajaran, Prabu Siliwangi yang beragama Budha langsung naik pitam ketika mendengar ada agama baru. Dengan niat ingin membunuh penyebar agama baru tersebut, ia langsung berangkat dari Bogor menuju Karawang.

Ketika sampai di Karawang, Sang Raja mendengar Nyai Subang Larang yang cantik jelita tengah membaca alquran, tiba-tiba Prabu Siliwangi langsung jatuh hati. Niat membunuh pun ia urungkan, berganti menjadi niat ingin melamar Subang Larang.

Syaikh Quro pun menyaratkan kepada Prabu Siliwangi, sebelum menikahi Subang Larang, beliau harus terlebih dahulu masuk agama Islam, dengan mahar tasbih dari Makkah. Seketika Prabu siliwangi mengiyakan syarat tersebut.

“Keluar dari rumahnya Kiyai, Prabu Siliwangi siap-siap terbang (membaca mantra) Hong!, Macet (gagal), Biasanya terbang,” tutur Kang Said. Hingga 3 kali diulang, mantra tersebut masih tetap tak berfungsi, akhirnya Syaikh Subakir angkat bicara “Kalau mau terbang, mantranya Bismillah dulu, baru hong.”

Ketika mantra tersebut dibaca oleh Prabu Siliwangi, ia kembali dapat terbang. Ia pergi ke makkah dan kembali datang ke Karawang dengan membawa tasbih. Pernikahan antara Prabu Siliwangi dan Subang Larang pun berlangsung. “Jadi, masuk Islamnya Prabu Siliwangi itu disebabkan gadis Kutilang (kuning, tinggi, langsing),” canda beliau. (KHASMedia)

Baca juga: Sambutan Lengkap Kiai Said Dalam Pembukaan Rapat Pleno PBNU 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here