Kiai Musthofa Aqiel: Saya Diminta Mbah Moen untuk Membaca Tafsir

0
357

KHASKEMPEK.COM – Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon KH. Muhammad Musthofa Aqiel Siroj menceritakan bahwa beliau mengaji kitab tafsir pertama kali kepada Kiai Aqil. Kemudian di Lirboyo dan di Sarang mengaji tafsir kepada Mbah Maimoen. Demikian beliau sampaikan dalam acara Khataman Tafsir Jalalain di Ma’had Al-Ghadier, Senin (22/3/2021) malam.

“Saya itu belajar tafsir pertama kali kepada Kiai Aqil. Kemudian di Lirboyo dan mengaji tafsir di Mbah Maimoen. Saya merasa diminta Mbah Maimoen untuk membaca tafsir sebelum Subuh. Sehingga dari perintah itu, saya menggarisbawahi, yang pertama Mbah Maimoen mengajak agar saya jangan sampai kesiangan subuh dan selalu membaca tafsir,” tuturnya.

Dalam acara tersebut, Kiai Musthofa Aqiel mengundang Pengasuh Pesantren Al-Anwar 3 Sarang Rembang, Dr. KH. Abdul Ghofur Maimoen Zubair, MA untuk membacakan sanad agar para santri Pesantren KHAS Kempek memiliki sanad. Sebab menurutnya, sanad itu penting, yaitu terkait darimana ilmu dan amal seseorang berasal.

“Secara ammah, santri itu pasti mempunyai sanad, misalnya sampeyan mondok di mana, misalnya di Kempek. Berarti sanadnya Kiai Aqil, Kiai Aqil bersanad dari Rembang, dan terus berkesinambungan sampai Madura,” jelasnya.

Dalam hal ini, beliau menggambarkan hal tersebut sama halnya dengan santri membaca hadits. Tidak boleh membaca hadits kecuali dari kitab hadits. “Jadi, antara hadits dengan sanad secara ammah sama, tetapi akan lebih utama jika memiliki sanad yang khas,” tegas Kang Muh.

“Tinggi sekali orang yang memiliki sanad, hal ini jangan sampai hilang, kitabnya jangan hilang. Malam ini dicatat kita menerima sanad dadi Gus Ghofur, jangan sampai hilang,” tuturnya.

Untuk tafsir kitab Jalalain nanti, bagi ada yang ingin bertanya dipersilakan, bebas tanya Gus Ghofur. Misalnya meminta keterangan tentang mengapa ketika zaman Nuzulul Qur’an dilarang menulis dawuh Nabi, apalagi tafsir. Kapankah tafsir dimulai? Siapakah yang diperbolehkan menafsirkan Qur’an? Dan juga masih ada tafsir naqli dan tafsir ra’yi dan isyari.

Beliau berpesan kepada para santri agar bisa menyimak dan mencatat penjelasan dari Gus Ghofur. Diniatkan menimba ilmu dari Gus Ghofur dan mendapatkan karomah dari Mbah Maimoen. Semoga ilmu yang kita terima malam ini merupakan ilmu yang nafi’.

Khataman yang dimulai pukul 20.00 WIB itu merupakan kegiatan dalam rangka imtihan, harlah atau akhirussannah pondok pesantren.

“Kebenaran tahun ini khatam tafsir. Saya itu belajar tafsir pertama kali kepada Kiai Aqil. Kemudian di Lirboyo dan mengaji tafsir di Mbah Maimoen. Saya merasa diminta Mbah Maimoen untuk membaca tafsir sebelum Subuh. Sehingga dari perintah itu, saya menggarisbawahi, yang pertama Mbah Maimoen mengajak agar saya jangan sampai kesiangan subuh dan selalu membaca tafsir,” terang Kiai Aqil.

Di akhir, beliau juga menyampaikan keinginannya supaya diwafatkan dalam keadaan sudah mengajarkan ilmu tafsir. Untuk itu, beliau berharap agar para santri bisa merasakan kesempatan untuk mengajar walau dengan susah payah.

“Saya berharap para santri putra dan putri di sini, bisa berkesempatan mengajar walaupun dengan susah payah. Insyaallah barokah,” pungkasnya. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here