Kiai Musthofa Aqiel Jelaskan Makna Isra Mi’raj

0
563

KHASKEMPEK.COM – 27 Rajab 1442 Hijriyyah, santriwarti Al Zahra memperingati malam Isra Mi’raj Nabi di halaman mushola. Acara dibuka dengan pembacaan maulid Barzanji oleh seluruh santri, pembacaan ayat suci Alquran dan Shalawat Nabi dilanjut dengan sambutan oleh pengasuh pondok pesantren Khas Kempek Bapak Kyai Haji Muhammad Musthofa Aqil Siraj.

Dalam sambutanya beliau menjelaskan tentang makna dari peristiwa Isra Mi’raj yaitu, Peristiwa isro’ Mi’raj merupakan perjalanan yang sangat Agung dan mulia, perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Madinah. sedangkan Mi’raj adalah naiknya Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha. Isra itu menjadi bukti dari peristiwa Mi’raj “الاسراء دليل المعراج” Adapun ayat yang menjelaskan tentang peristiwa Isra’ terdapat dalam surat Al-Isra ayat 1:


سبحن الذي اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الاقصا الذي بركنا حوله لنريه من ايتنا انه هو السميع البصير

Ayat tersebut diawali dengan kata “سبحن” Yang mermakna Maha Suci. Karena perjalanan itu suci akan bergandengan dengan malaikat yang suci dan bertemu dengan Allah yang Maha Suci maka sebelum peristiwa tersebut nabi dibersihkan dari sifat-sifat buruk seperti Ujub, bakhil, sombong, takabur, dan lain sebagainya kemudian diisi dengan sifat-sifat baik seperti qana’ah, Sabar, tawakal, Ridho, Rohmah dan lain-lain.

Disusul dengan lafadz “الذي” yaitu Isim mubham yang bermakna samar, tidak jelas, ini menandakan agar kita mencari tahu siapa dzat tersebut, siapa zat yang telah meng-Isra Mi’rajkan nabi dan barang tentu akan bertemu dengan Allah subhanahu wa ta’ala kalau sudah berbicara tentang Allah maka tidak akan membutuhkan alat, jam, waktu karena Allah merupakan “خالق الساعة” pencipta waktu Oleh karena itu Isra’ Mi’raj hanya membutuhkan waktu sekejap mata.

Disusul dengan lafadz “عبد” Saat peristiwa Isra Mi’raj nabi tidak menyebutkan dirinya sebagai seorang nabi, Rasul ataupun Raja melainkan beliau menyebut dirinya sebagai عبد yang bermakna pembantu, hamba sahaya. Nabi mengajarkan kepada kita agar memiliki sifat rendah diri “Andap Asor”.

Karena sifat beliau yang begitu rendah hati kemudian Allah menggangkat derajat nabi menjadi sangat luhur hal ini dibuktikan saat nabi tiba di langit ketujuh beliau melihat alam malaikat, melihat surga, neraka, qolam, dan lain sebagainya. Kemudian Allah memberikan salam , keberkahan dan rahmat kepada nabi dalam kalimat:


السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

“Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. ”

Begitu indahnya akhlak nabi, beliau tidak ingin mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah untuk dirinya sendiri melainkan beliau juga membawa umat nya,


السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ

“Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih”.

Kesimpulanya, Jika kita menginginkan derajat yang luhur maka kita harus bersikap rendah diri, “Andap Asor”. (Al Zahra)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here