Kiai Ahmad Zaeni Dahlan: 3 Macam Tingkatan Sabar

0
2149

KHASKEMPEK.COM – Sabar adalah merupakan kemampuan untuk bertahan di dalam situasi-situasi sulit tanpa harus memperlihatkan keluh kesah yang berlebihan. Sabar juga bisa diartikan dengan kemampuan untuk mengendalikan diri dan keinginan.

Sabar sering kali diungkapkan dengan bahasa yang sederhana, ia pahit untuk dirasakan akan tetapi akan berbuah manis melebihi manisnya madu.


إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumiddin, menjelaskan bahwa di dalam diri seseorang ada dua kecenderungan, yaitu pertama, kecenderungan kebaikan, yang ia sebut sebagai ba’s ad-dini atau dorongan relijius. Kedua adalah kecenderungan keburukan atau yang beliau disebut ba’s al-hawa, dorongan hawa nafsu.

Kedua dorongan ini senantiasa terlibat di dalam konflik dan peperangan yang tidak berkesudahan di dalam hidup manusia. Maka sabar adalah merupakan benteng pertahanan yang kokoh di dalam setiap medan peperangan yang dimasuki oleh orang yang bersangkutan.

Sabar dalam hal ini ada tiga macam:

Pertama adalah ash-Shobru ‘alat Tho’ah, sabar untuk melakukan amal taat dan kebaikan. Manusia hidup cenderung untuk memilih hidup secara bebas tanpa aturan yang mengikat dan tanpa ada kewajiban-kewajiban yang membenani. Sehingga ketika seseorang mau melakukan sholat lima waktu sehari atau berpuasa satu hari penuh, maka ia termasuk orang yang bisa mengendalikan dorongan-dorongan keburukannya. Dengan kesabarannya, diarahkan ke hal-hal yang baik.

Begitu juga, ketika ia melakukan kewajiban-kewajiban itu dengan baik dan secara istiqamah. Ketika ia shalat, ia shalat dengan tenang dan tuma’ninah, tidak terburu-buru, bacaan yang dibacanya pun bacaan tartil, atau ketika ia puasa, ia isi hari-harinya dengan amal ibadah, nderes Al-Qur’an, atau dengan ngaji, maka orang tersebut adalah orang yang sabar untuk melakukan amal kebaikan.

Kedua adalah ash-Shobru ‘anil ma’shiyah, yaitu kesabaran untuk tidak melakukan keburukan, kesabaran untuk tidak melakukan maksiat dan dosa. Maksiat dan dosa biasanya dihiasi dengan bungkus kesenangan, keindahan dan kenikmatan, sehingga siapa orangnya yang tidak tergoda.

Misalnya, seorang lelaki ketika melihat senyum dan kerlingan nakal dari seorang wanita di tengah malam yang sepi. Siapa pejabatnya yang tidak tergoda ketika mengetahui bahwa korupsi adalah merupakan jalan pintas untuk menjadi kaya raya.

Hanya orang-orang yang bersabarlah yang mampu mengendalikan dorongan-dorongan keburukannya untuk diarahkan ke hal-hal yang baik.

Ketiga adalah ash-Shobru ‘indal mushibah, yaitu sabar ketika menghadapi musibah dan cobaan. Sabar jenis ketiga ini adalah sabar yang terberat dan sabar yang paling utama. Karena tidak sembarangan orang dapat melakukan sabar yang ketiga ini kecuali para nabi dan ashidiqun, yaitu orang-orang yang mencintai kebenaran.

Sabar jenis ketiga ini tumbuh dari keyakinan bahwa segala sesuatu yang menimpa seseorang, baik dan buruk adalah berasal dari Allah SWT. Kesabarannya membuat ia tidak mudah patah semangat, senantiasa mengembangkan rasa optimisme, husnudzon (berbaik sangka) kepada Allah SWT.


الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.

Hari ini, bangsa Indonesia dan seluruh manusia di dunia sedang menghadapi cobaan, yaitu adanya pandemi global covid-19, tidak ada cara lain dalam menghadapi pandemi global ini kecuali dengan meningkatkan kesabaran kita.

Bagi mereka yang belum terpapar, maka hendaknya mereka bersabar, menuruti apa yang menjadi anjuran pemerintah, senantiasa di rumah, jaga kebersihan dan kesehatan dan jaga jarak dari kerumunan.

Bagi mereka yang sudah terpapar oleh virus ini, hendaknya bersabar untuk menjalani pengobatan dan bagi keluarga yang salah satu anggotanya meninggal dunia akibat virus ini juga diharapkan untuk bisa bersabar.

Jadi, dengan bersabar dan berdoa, insya Allah kita akan memenangi pertempuran ini, baik dengan dorongan-dorongan keburukan di dalam diri kita juga dalam peperangan kita melawan virus penyakit yang sangat menular ini. (KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here