Kepulangan Mbah Moen dan Masa Depan Bangsa

0
780

KHASKEMPEK.COM – Indonesia meneteskan air mata. Salah satu Ulama wara’, KH Maimoen Zubair, menghadap Sang Khalik. Di umur yang ke 91, Mbah Moen ulama kharismatik NU itu menghadap Sang Ilahi di Makkah ketika melaksanakan Ibadah Haji.

Bisa dibilang, Mbah Moen adalah ulama paling sepuh di Indonesia. Ulama yang tutur katanya adem, lembut, menyejukkan, dan menjadi tumpuhan semua golongan. Keberadaannya menjadi paku bumi bangsa Indonesia yang memberi solusi tepat di setiap goncangan fitnah, hoax dan permusuhan antar bangsa menggelora di jagat Indonesia.

Tidak ada seorang pun yang mengingkari kealiman Mbah Moen. Fatwanya selalu menjadi pegangan erat para elit, politisi, hingga rakyat biasa. Ketika Mbah Moen telah menghadap ke haribaan Ilahi Rabbi, bangsa ini sangat kehilangan sosoknya yang selalu dinanti fatwa sejuknya. Kehilangan tumpuhan ilmu dan solusi atas persoalan bangsa yang dihadapi.

Kemajuan dan ketentraman bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran pentingnya. Doa dan harapannya yang maqbul menjadi salah satu kunci tentramnya negeri ini dari perang antar saudara sebagaimana negara-negara Islam dunia. Tauladan mencintai Islam dan negara juga menjadi contoh penting yang diajarkan Mbah Moen demi utuhnya agama dan negara di masa yang akan datang.

Ke depan bangsa Indonesia akan terus menghadapi persoalan yang tidak bisa hanya dihadapi oleh birokrasi nasional. Bangsa Indonesia perlu dorongan doa para ulama dan tokoh agama seperti Mbah Moen. Masa depan bangsa ditentukan oleh tauladan para elit pemerintah dan peran penting para ulama-ulamanya. Lepas dari para ulama sama saja dengan melepas masa depan dan kegemilangan bangsa.

Kehilangan Mbah Moen bagaikan kehilangan separuh jiwa bangsa. Ulama tumpuhan semua bangsa yang selalu memberi percontohan itu ditangisi seluruh alam. Bangsa ini butuh ulama seperti Mbah Moen untuk eksistensinya di mata dunia. Kehilangan ulama kharismatik seperti Mbah Moen adalah kehilangan kesempatan mudah untuk terus menjadi bangsa yang dihormati seluruh dunia.

Harus ada Mbah Moen – Mbah Moen lain yang lahir di era modern ini. Sangat perlu bangsa ini memiliki rujukan spiritual ulama-ulama zuhud, wara’ dan kharismatik yang sudah tidak memikirkan kepentingan duniawi sebagaimana tauladan Mbah Moen. Harus ada ulama seperti Mbah Moen yang melihat semua elemen bangsa dengan kacamata rahmat dan kasih sayang.

Semoga Mbah Moen khusnul khatimah. Diterima segala amal perbuatannya. Dan kita semua kelak menjadi orang-orang yang dikumpulkan bersamanya di surganya Allah Swt. Amin.

Jakarta, 6 Agustus 2019.

(KHASMedia)

Baca juga: Ketika Santri Galau Pilih Alfiyah Atau Kuliah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here