Kempek Adalah Awal Perjalanan

0
1509

KHASKEMPEK.COM – Saat itu saya mungkin saja tidak tahu, bahwa untuk apa saya dikirim ke Khas Kempek Cirebon dalam usia yang sangat belia. Saya juga tidak bisa menerka kenapa orang tua saya mengirimkan dan menitipkan saya disini. Padahal keluarga saya sama sekali tidak ada yang background almamaternya Kempek.

Bahkan waktu itu mungkin jarang sekali penduduk desa kami yang berkeinginan menaruh anaknya di Kempek. Karena pada saat itu mayoritas masyarakat lebih menggandrungi Babakan, Buntet, Gedongan, Jagasatru dan wilayah Jawa Timur yang terkenal sanad keilmuannya.

Hari, bulan dan tahun saya bisa melewati semuanya meski kadang harus berjalan terlunta-lunta atau bahkan merangkak mengikuti seluruh perjalanan dari Khotmil Juz ‘Amma, Al-Qur’an hingga Alfiyah. Bukan perjalan yang singkat. Bukan pula yang terlalu lama. Tapi lambat laun saya menerima bahwa mungkin ini adalah salah satu cara yang digariskan Tuhan agar saya mampu mengarunginya untuk bekal kehidupan ini.

Di Kempek, semua pembelajaran ada. Mulai dari ilmu pengetahuan, keagamaan , realita sosial hingga belajar kehidupan yang mungkin masih belum bisa dipahami kecuali telah merasakan sendiri. Bahkan untuk sekedar hal yang terlihat remeh seperti ro’an dan merapikan sandal kiai adalah pelajaran yang menyimpan moral tersendiri.

Sampai pada puncaknya, saya terkadang berbangga diri dan bertanya sendiri. Mana ada yang bisa mengkhatamkan Al-Qur’an Kempek dan 1002 bait Alfiyah, yang merupakan ikon keistimewaan Kempek dengan segala ujian yang berliku? Mana ada yang sanggup menghabiskan waktu belianya diperantauan menuntut ilmu? Dan siapa yang rela dijauhkan dari keluarga dan segala kemanjaan mereka?

Belakangan, saya merenungi dawuh KH Ni’amillah Aqiel Siroj sewaktu masih mengaji kitab Alfiyah. “Alfiyah itu cuma wasilah. Alfiyah itu cuma perantara. Ibarat kita ingin menyebrangi sungai maka diperlukan jembatan. Itulah perumpamaan Alfiyah adalah seperti sebuah jembatan untuk bekal ke jenjang selanjutnya,” tutur beliau.

Ternyata ucapan itu tidak lain adalah sebagai pengingat bahwa seluas apapun ilmu yang kita miliki masih ada, masih jauh, masih banyak dan masih kurang akan pemahaman tentang apakah kita hanya dilahirkan lalu mati?

Saya teringat sebuah ayat yang berbunyi:


وما اوتيتم من العلم الا قليلا

Dengan begitu, saya ingin melanjutkan perjalanan ini agar segala kebodohan dan kesombongan termaafkan. Kempek adalah awal perjalanan.

Tapi jangan risau kawan yang masih ditempat semula. Tuhan tahu kapan kita harus memulai untuk kembali berjalan dan menjemput segala angan dan impian. Dengan segala do’a, ridho dan keberkahan masyayikh, semua tidak ada yang tidak mungkin.

Ketika kehilangan arah, Ingatlah pesan Bapak KH Muh. Musthofa Aqiel Siroj, bahwa:


واللذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا

Akan banyak rahasia yang terungkap jika kita mau sejenak merenunginya.
Selamat berjuang dan sukses selalu!

Penulis: Hasyim Ali, Alumni Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon, Angkatan Al-Ikhtishos.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here