IYLP 2004, Lima Belas Tahun Kemudian (2)

0
681

KHASKEMPEK.COM – Seluruh rangkaian short course IYLP dapat diperas menjadi beberapa substansi, yaitu: studi demokrasi Amerika, studi Islam-Amerika, pertukaran budaya, studi sejarah Amerika, dan pendidikan toleransi. Tentu saja semuanya serba sekilas, karena durasi program yang cuma sebentar.

Pada babak ini Penulis akan menceritakan perjalanan-perjalanan menyusuri sejarah dan kebudayaan Amerika.

Kota Tua Williamsburg

Disebut-sebut sebagai “living history museum” terbesar di dunia, Colonial Williamsburg berdiri di atas lahan seluas 300 hektar, dengan lebih dari 40 situs dan perdagangan bersejarah. Museum dioperasikan semirip mungkin dengan kehidupan koloni awal di Virginia. Petugas museum berperan sebagai penduduk koloni, lengkap dengan pakaian khas abad 17. Pengunjung museum dapat mengamati dari dekat kegiatan produksi rumahan, seperti pandai besi, peralatan rumah tangga, pembuatan rambut palsu, dan lain-lain.

Di “kota tua” ini peserta IYLP dipecah ke dalam beberapa kelompok kecil. Penulis dan rekan sekelompok berkunjung ke replika kantor percetakan. Di sana tampak seorang petugas museum berpakaian laiknya pekerja abad 17 sedang mengoperasikan mesin Gutenburg, yakni mesin cetak yang ditemukan Johannes Gutenburg pada 1440.

Petugas itu menata balok-balok huruf berukuran kecil secara terbalik (reverse) di atas papan kolom. Setelah itu balok-balok huruf dibubuhi tinta menggunakan semacam spon berukuran besar. Terakhir, selembar kertas lebar ditaruh di atasnya, lalu ditekan menggunakan balok kayu. Voila! Jadilah lembaran surat kabar. Metode demikian digunakan pula untuk mencetak buku di era kolonial itu.

Pelabuhan Jamestown

Pemukiman Inggris yang mula-mula berdiri di Amerika adalah Jamestown. Kapal layar Susan Constant di bawah komando Kapten Christopher Newport tiba dari London ke Jamestown pada 1606. Pada gelombang berikutnya, tepatnya 1615, Susan Constant membawa serta John Smith, seorang penulis dan pengelana yang namanya lekat dengan pendirian kota ini.

Replika Susan Constant dan dua kapal lain milik Newport masih bisa disaksikan di sini. Sama seperti Williamsburg, Jamestown adalah museum-hidup yang menampilkan bangunan, kehidupan dan tata cara bermasyarakat abad 17.

Ketika seorang petugas museum mendemonstrasikan pakaian prajurit, Penulis berkesempatan menjajal baju zirah dan helm prajurit Britania dan memegang senapan lontak sebagai pelengkap. Beban pakaian berbahan logam itu sangat berat hingga membuat Penulis sulit menegakkan badan.

Perjalanan berlanjut ke Powhatan Indian Village, perkampungan suku Powhatan, penduduk asli Virginia. Di sini Penulis memperhatikan cara suku Powhatan membuat pakaian dari kulit kijang. Menurut petugas museum yang mendemonstrasikan, usai penyamakan, kulit kijang direndam dengan otak kijang yang telah ditumbuk. Gunanya agar kulit kijang tersebut luwes sehingga mudah dibentuk pakaian.

(KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here