Irsyadat oleh Bunda Tho’atillah Ja’far

0
419

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – Seorang pemimpin tidak hanya presiden, gubernur, atau raja sekalipun. Tapi masing-masing kita adalah pemimpin bagi seluruh anggota tubuh sendiri. Menurut Jalaluddin Ar Rumi dalam Matsnawinya “Jiwa adalah raja bagi diri”. Sosok guru pun merupakan pimpinan dari anak didiknya, seorang murid akan mendapatkan ilmu dan melihat tindak laku seorang guru, oleh karena itu seorang guru haruslah memiliki wibawa di hadapan muridnya.

Banyak dari kisah guru, kiai atau ulama zaman dulu yang bisa kita ambil teladannya seperti kiai kita, Kiai Nashir dan Kiai Aqil. Kiai Nashir berasal dari Tegal dan Kiai Aqil berasal dari Gedongan (Cirebon). Keduanya mondok di Kempek, mengaji menjadi santri Kyai Harun Abdul Jalil pendiri pondok Pesantren Kempek.

Selepas beliau berdua mondok di Kempek dan mondok diberbagai pondok lainnya salah satunya di pondok Kasingan Rembang, beliau dijadikan menantu oleh gurunya yakni Kiai Harun. Kemudian beliau berdua menetap di Kempek dan mengajar kitab pada santri-santrinya.

Sebagian kisah diceritakan, Kiai Nashir merupakan sosok kiai yang istiqomah dalam mengaji. Tidak ada kata libur ngaji kecuali memang diliburkan oleh pihak pondok (seperti : hari libur hataman dll). Beliau adalah orang yang alim, Kitab-kitab yang beliau kaji merupakan kitab-kitab tingkat yang besar (tinggi) seperti Fathul Wahab, Matan Zubad fi ilmi fiqhi ‘ala Madzhabil Imam Syafi’i dan lain sebagainya. Terkadang kitab yang di kaji adalah kitab kosong yang disuguhkan oleh para santrinya dan pada saat itu juga langsung dikaji dan dikuasai.

Telaten, tidak hanya dalam mengaji. Pada masa kepengasuhan Kiai Umar, beliau istiqomah solat berjama’ah 5 waktu dengan Kyai Umar (putra Kiai Harun), di sela-sela kesibukan beliau mengaji kitab dan bertani di Sawah yang terkadang menggarapnya sendiri, tetapi tidak menyurutkan keistiqomahan beliau berjama’ah dengan Kiai Umar.

Sebagai seorang guru beliau tidak hanya memberikan ilmu tetapi juga mengajarkan bagaimana memimpin kendali diri agar tetap istiqomah atau “ajeg” dalam hal beribadah. Betapa beliau memberi teladan yang besar dengan tingkah laku kesehariannya. (MTM Putri)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here