Imam Pituduh: The Santri, Film Dakwah Islam Nusantara

0
1096

KHASKEMPEK.COM, KEMPEK – “Film the santri hanya salah satu yang akan diurus PBNU,” tutur Waka Sekjen PBNU sekaligus Executive Produser, KH. Imam Pituduh saat mengisi acara NU CHANNEL GOT TALENT GOES TO PESANTREN, pukul 15:30 WIB di PP. KHAS Kempek, Ahad (29/09).

Mengapa Nahdlatul Ulama mengurus film hari ini? KH. Imam Pituduh menjelaskan, sekarang ini penting bagi kaum pesantren untuk turut hadir dalam dunia perfilman. Karena, banyak produksi film Islam kiri yang berhaluan Islam garis keras dan tidak mencerminkan Islam ala nusantara.

“Nahdlatul Ulama dengan NU Channel tertarik untuk membuat film yang mencerminkan Islam Nusantara,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan alasan dakwah lewat film karena film merupakan salah satu media yang efektif untuk membentuk rekayasa perubahan sosial yang mempengaruhi keseharian manusia. Jika dunia perfilman Islam dikuasai oleh golongan garis keras, pasti asumsi yang tertanam ditengah masyarakat adalah Islam non rahmatal lil’alamin.

“Inikan ngawur, kita harus merebut kembali cara beragama yang benar ala Nahdlatul Ulama melalui dunia film,” tegas beliau.

Ia menyampaikan, film The Santri akan diputar di seluruh dunia dengan misi menyebarkan Islam yang moderat, toleran ala Islam Nusantara.

Selain itu, beliau juga melakukan verifikasi terhadap berbagai tuduhan miring tentang film The Santri. Pertama bantahan terkait tuduhan tentang scene pacaran.

Ia membantah bahwa adegan di film tersebut bukan mempertontonkan orang pacaran. “Orang jelas-jelas tulisannya friendship di trailernya kok,” ujarnya.

Kedua, perihal scene masuk gereja. Beliau membantah model tuduhan yang mengatakan hal tersebut auto kafir. Baginya, tidak ada salahnya masuk gereja selama tidak mengikuti kegiatan keagamaan dalam gereja tersebut.

Yang ingin ditampilkan di scene tersebut, imbuhnya, ialah Islam yang toleran, yang menghormati perbedaan agama sebagai saudara sebangsa.

Ia berharap film tersebut sebagai bentuk pengabadian pandangan Islam Nusantara. Sehingga, generasi selanjutnya dapat terus mengenal apa itu Islam Nusantara.

“Kita harus takut apabila generasi penerus bangsa memiliki jiwa yang lemah. Oleh karena itu, dengan dibuat film, insya Allah ajaran Islam Nusantara dapat tetap terabadikan dalam jangka waktu ratusan tahun,” tuturnya. (KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here