Idul Fitri, Ini Makna ‘Minal ‘Aidzin wal Faizin’ Menurut Kiai Musthofa Aqiel

0
796

KHASKEMPEK.COM – Malam ini kita berada di ujung Ramadhan, malam ini kita hanya bisa menyesal. Karena di bulan Ramadhan ini banyak sekali amalan-amalan baik yang kita tinggalkan. Kita kurang membaca Al-Qur’an, taqarrub kepada Allah, bersedekah dan kita kurang bersabar. Tetapi kita hanya sibuk membahas sesuatu yang kita sendiri tidak tahu, tanpa memperbanyak dzikir dan tadharru’ kepada Allah.

Oleh karena itu, beberapa saat yang akan datang, marilah kita mencapai finish dengan sungguh-sungguh memohon kepada Allah SWT, agar puasa kita diterima oleh Allah, dinilai sebagai puasa yang baik dan dijadikan la’allakuk tattaqun.

Banyak sekali ucapan-ucapan dalam hari raya, diantaranya adalah “Minal ‘Aidzin wal Faizin”. Kalimat ini sebetulnya adalah sebuah doa yang aslinya adalah “Ja’alana Allahu wa Iyyakum minal ‘Aidzin wal Faizin”. Semoga Allah menjadikan kita dari orang-orang yang ‘aidzin (kembali ke fitrah). Yaitu fitrah imaniyah, pasrah dan tunduk dengan peraturan Allah, tidak makan dan minum karena iman kepada Allah SWT.

Satu hal yang merupakan kekuatan fitrah di sini adalah seseorang pulang ke rumah dari pasar, sawah atau kantor dalam keadaan panas, kemudian masuk ke rumah, langsung ke kamar mandi, pintu dikunci. Tetapi luar biasa kekuatan iman, ia tidak mau meminumnya padahal tidak ada yang tahu siapa pun. Inilah kekuatan iman yang selalu tunduk kepada Allah.

Jadi kesimpulannya, pertama, “Minal ‘Aidzin” adalah kita berdoa semoga dijadikan orang-orang yang kembali fitrah (fitrotul iman).


وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ

Yang kedua, “wal Faizin” adalah sambungan dari doa “Semoga kita dijadikan orang yang bahagia”. Bahagia di sini adalah seperti yang disebutkan dalam hadis yang berbunyi:


للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه

“Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.”

Orang puasa itu mempunyai dua kebahagiaan. Pertama bahagia ketika berbuka puasa, setelah berlapar-lapar dan kepanasan di siang hari, begitu datang saat berbuka puasa, dia tersenyum dan berharap agar puasanya diterima oleh Allah, dia tersenyum dan mengawali berbuka dengan bismillah dan mengakhirinya dengan Allahumma laka shumtu, ini merupakan kebahagiaan.

Kedua, orang berpuasa itu akan bertemu dengan Allah dalam penuh rahmat dan kasih sayang Allah. Betapa bahagianya orang yang mendapatkan rahmat dan maghfiroh Allah serta itqu minan nar, maka tidak sia-sialah dia berpuasa, dia mentaati peraturan Allah, memperbanyak tadharru’ ila Allah, lapar, haus, tarawih, qiraat, tadarus, shadaqah dan amal lain, akhirnya ia mendapatkan maghfiroh, itqu minan nar, bertemu dengan Allah yang ar-Rohman, ar-Rohim, ar-Rouf, al-Lathif di yaumal qiyamah.

Oleh karena itu, kita dalami doa ini “Ja’alana Allahu wa Iyyakum minal ‘Aidzin wal Faizin” dan tentu jawabnya adalah “Taqabballahu minna wa minkum”. Diantara kita sesama manusia mohon maaf atau diakhiri dengan lahir batin.

Kadang-kadang kurang tepat, dikiranya “Minal ‘Aidzin wal Faizin” itu artinya “Mohon maaf lahir batin” sehingga dijawab dengan “Sama-sama” itu masih kurang tepat. Yang tepat adalah kita berdoa “Ja’ala Allahu wa Iyyakum minal ‘Aidzin wal Faizin”. Kemudian kita jawab “Taqabbalallahh minna wa minkum ajma’in”.

Demikian, selamat hari raya. Memohon kepada Allah semoga kita termasuk orang yang mendapatkan rahmah, maghfiroh dan itqu minan nar dan semoga Allah menyelamatkan bangsa Indonesia dan manusia sedunia agar kembali tentram dan tidak ada lagi virus corona, terutama santri-santri bisa kembali belajar, mengaji dan mendalami al-Qur’an, al-Hadis wama ghoiru huma. (KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here