Ibnu Sina pun Diam Saat Menghadapi Orang Bodoh

0
751

KHASKEMPEK.COM – Suatu hari Ibnu Sina menunggang kuda dalam suatu perjalanan. Ibnu Sina turun dari kuda dan mengikat kuda. Kemudian memberikan jerami sebagai makanan untuk kudanya. Ibnu Sina duduk di tempat teduh sambil menikmati bekal yang dibawanya.

Tiba-tiba ada seseorang yang menunggang keledai. Ia turun dan mengikat keledai berdekatan dengan kuda milik Ibnu Sina. Dengan maksud supaya keledainya bisa ikut memakan jerami. Dan orang tersebut pun duduk  dekat dengan posisi Ibnu Sina. 

Ketika ia duduk, Ibnu Sina berbicara: “Keledaimu jauhkan dari kuda supaya tidak ditendangnya.” 

Namun, orang yang diajak bicara itu diam. Dan tak lama terjadi yang disampaikan oleh Ibnu Sina. Si keledai ditendang kuda hingga cidera. Pemilik keledai marah kepada Ibnu Sina dan meminta tanggung jawabnya. Ibnu Sina tidak menjawab. Terdiam saja. 

Sampai kemudian si pemilik keledai mendatangi hakim dan meminta agar Ibnu Sina membayar atas cidera keledai. Saat ditanya oleh hakim pun Ibnu Sina terdiam.

Hakim kemudian berkata kepada orang yang mengadu: “Apakah ia bisu?” 

Orang itu menjawab: “Tidak, tadi bicara padaku.” 

Hakim bertanya: “Apa yang ia katakan?” 

Orang itu kembali menjawab: “Jangan dekatkan keledaimu nanti ditendang kudaku.”

Setelah mendengar jawaban itu, sang hakim langsung tertawa dan berkata kepada Ibnu Sina: “Anda ternyata pintar. Cukup diam dan kebenaran terungkap.”

Sambil tersenyum Ibnu Sina berkata kepada hakim: “Tidak ada cara lain untuk menghadapi orang bodoh adalah dengan diam.”

Demikian cuplikan satu di antara anekdot yang dicantumkan dalam buku “Cita Humanisme Islam” karya George Abraham Makdisi. 

Saya dapat pelajaran berharga dari cuplikan kisah tersebut. Saya setuju bahwa melawan orang bodoh itu sulit dan bisa ditaklukkan dengan berdiam alias tidak melayaninya, baik berbentuk lisan dan tulisan maupun perilaku.

*Sumber: Kompasiana Ahmad Sahidin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here