Historis Lahirnya Aqidah Aswaja

0
1912
(Foto: NU Online)

KHASKEMPEK.COM – Lahirnya Aswaja tidak bisa lepas dari munculnya pergolakan firqah-firqah atau sekte-sekte dalam Islam. Kemunculan sekte-sekte tadi bermula dari pasca wafatnya Rasulullah SAW.

Pasalnya, setelah para  sahabat-sahabat Nabi menggantikan peran beliau sebagai Kepala Negara  atau yang dikenal dengan Khulafaur Rasyidin: Abu  Bakar,  Umar bin  Khatab, Utsman bin Affan, dan Ali  bin Abi  Thalib, badai fitnah di kalangan umat Islam mulai bermunculan.

Puncaknya, ketika  sahabat Utsman menjabat sebagai khalifah, terjadi perpecahan antara umat Islam. Mulai dari masalah politik hingga masalah teologis.

Bahkan dalam sejarah Islam disebutkan, kelompok-kelompok yang saling bertentangan tersebut sulit untuk dipertemukan dan didamaikan, karena perbedaan faham yang sangat tajam.

Mufti Sheikh Sayid Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar menjelaskan didalam kitab Bugyatul Mustarsyidin, disana dijelaskan bahwa 72 firqah yang menyimpang itu bermuara pada 7 firqah berikut ini, yaitu :

1. Faham Syi’ah, kaum yang berlebihan memuja Sayidina Ali bin Abi Thalib. Mereka tidak mengakui Khalifah Rasyidin selain Ali bin Abi Thalib. Kelompok Syi’ah terpecah menjadi 22 aliran, termasuk di antaranya adalah sekte Bahaiyah dan Ahmadiyah Qad-yan.

2. Faham Khawarij, yaitu sekte yang berlebihan membenci Sayidina Ali bin Abi Thalib, bahkan ada yang berani mengkafirkan sahabat Ali. Firqah ini berfatwa bahwa orang-orang yang berbuat dosa besar menjadi kafir. Kelompok Khawarij terpecah menjadi 20 aliran.

3. Faham Mu’tazilah, yaitu kaum yang berfaham bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat, Tuhan tidak bisa dilihat dengan mata dalam surga, manusia berkehendak atas pekerjaannya sendiri, orang yang mengerjakan dosa besar akan ditempatkan di antara dua tempat, dan mi’raj Nabi Muhammad SAW hanya dengan roh saja dan lain-lain. Kelompok Mu’tazilah terpecah menjadi 20 aliran, termasuk di antaranya adalah sekte Qadariyah.

4. Faham Murjiah, yaitu sekte yang memfatwakan bahwa membuat maksiat (kedurhakaan) tidak memberi mudharat jika sudah beriman. Sebaliknya kebaikan dan kabjikan tidak memberikan manfaat kepada pribadi orang yang tidak beriman. Kelompok ini terpecah menjadi 5 aliran.

5. Faham Najariyah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa perbuatan manusia adalah makhluk (kreasi Tuhan). Mereka juga berpendapat bahwa sifat Tuhan tidak ada. Kelompok Najariyah terpecah menjadi 3 aliran.

6. Faham Jabariyah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa manusia “majbur” ( tidak berdaya apa-apa). Manusia tidak punya Kasab atau usaha sama sekali. Kelompok ini hanya 1 aliran.

7. Faham Musyabbihah, yaitu sekte yang memfatwakan bahwa ada keserupaan Tuhan dengan manusia. Misalnya, Tuhan bertangan, berkaki, duduk di kursi, naik dan turun tangga dan lain sebagainya. Kelompok ini hanya 1 aliran saja. Dalam perkembangannya, kelompok ini diwakili pemikiran Imam Ibnu Taimiyah, kemudian dilanjutkan sekte Wahabi.

Sebagai antitesa dari firqah-firqah yang di atas, pada akhir abad ketiga Hijriyah muncullah kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah yang dipelopori oleh dua orang ulama besar dalam Ushuluddin yaitu Sheikh Abu Hasan Ali al-Asy’ari dan Sheikh Abu Mansur al-Maturidi.

Kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah kadang disebut Ahlussunnah saja atau Sunni saja dan kadang-kadang disebut Asy’ari atau Asy’ariyah. Penyebutan ini dikaitkan kepada guru besarnya yang pertama: Abu Hasan ‘Ali al-Asy’ari.

Penamaan Ahlusunnah wal jama’ah bermakna kelompok yang menganut serta mengamalkan ajaran Islam yang murni sesuai ajaran Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Dengan ijtihadnya, Sheikh Abu Hasan ‘Ali al-Asy’ari merumuskan rumusan aqidah yang terkandung dalam al-Quran dan Sunnah Rasul yang belum tersusun secara rapi dan sistematis. Pengikut kelompok ini dikenal dengan Asya’riyun atau Sunniyun. Wallahu a’lam bishshowaab.

GHUFRONI MASYHUDA S.Pd.I adalah Tim Ahli LBM PCNU Kabupaten Cirebon,  Anggota LBM PWNU Jabar, pengurus Aswaja Center PWNU Jabar, aktif mengajar di Pondok Pesantren KHAS Kempek,  Madrasah Tahdzibul Mutsaqqofin (MTM) Putra & Putri Kempek,  MA KHAS Kempek dan LT3 Pondok Pesantren Kempek.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here