Gus Ghofur: Santri Harus Memenuhi Ruang-ruang Publik Negeri

0
569

KHASKEMPEK.COM – Orang kadang bilang seperti ini, NU itu rahmatan lil alamin. NU itu rahmati untuk alam. Kemarin ada ulama-ulama muda NU ketemu di Kajen, salah satu yang pidatonya Gus Mus, NU itu didirikan untuk merahmati orang-orang di luar Nahdlatul Ulama. Tapi dalam hati saya, NU itu merahmati orang lain tapi kadang lupa merahmati dirinya sendiri.

Pilpres kemarin itu persis seperti ini, NU itu merahmati PDI tapi lupa merahmati dirinya sendiri. Menjadikan Jokowi, menjadikan pak Ma’ruf Amin, tetapi menjadi rahmatnya ke mana-mana, tidak pernah rahmatnya ke sendiri. Dan cara terbaik untuk merahmati dirinya adalah membentengi diri ini dengan ilmu.

Negara ini dibangun dengan darah, tapi diisi dengan ilmu. Dan kita kalau soal darah itu rasanya entah berapa liter darah yang harus kita keluarkan untuk membangun negeri ini, tapi begitu negeri ini dibangun, cara mengisinya adalah dengan ilmu. Nah, di wilayah ini, sepertinya kita kedodoran. Ini pengalaman, semoga tidak terulang.

Maka harapannya, hari ini pendidikan kita genjot dengan baik. Kita siapkan segalanya, 20 tahun yang akan datang, kita rebut negeri ini. Bisakan kira-kira kita merebut negeri ini? Masa tidak bisa? Bupatinya dari santri, DPR-nya dari santri, aktifis-aktifisnya dari santri. Santri harus memenuhi ruang-ruang publik negeri ini. Dan cara terbaik untuk meraih itu adalah pendidikan. Oleh karena itu, jangan setengah-setengah dalam belajar. Semoga ini, anak-anak yang tamat Aliyah banyak yang meneruskan. Amin ya rabbal alamin.

Analisa-analisa sudah sering dikeluarkan. Sekarang keluar buku tentang jatuhnya Gus Dur. Kenapa kita punya presiden gampang sekali jatuh? Karena itu tadi, di bawahnya Gus Dur kosong. Orang-orang yang di bawahnya Gus Dur banyak dari kalangan-kalangan (nyuwun sewu) itu bukan dari kalangan Nahdliyin yang punya loyalitas tinggi kepada KH Abdurrahman Wahid pada waktu itu.

Itulah kira-kira yang dicita-citakan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW untuk mengurusi pendidikan, karena pendidikan adalah salah satu variabel penting untuk meraih masa depan. Sekarang umur berapa tadi? 17 tahun. Nikah umur berapa? 27 tahun.

Catat ya, nanti yang istrinya cantik-cantik itu, pasti yang hari ini sukses. Pada saat nikah nanti, wajah ganteng kurang berguna. Saatnya nikah nanti, yang dicari itu bukan wajah yang ganteng tapi yang dicari adalah yang sukses, yang serius. Oleh karena itu, berusahalah untuk menjadi orang yang sukses.

Partai miliknya Nahdlatul Ulama, ada PKB dan PPP, itu ada kuota 30 persen untuk perempuan. Itu nyarinya susah sekali, kuotanya belum terpenuhi. Kenapa? Karena santri belum lulus. Insya Allah kalau santri Khas sudah lulus, akan tersedia lebih dari 30 persen. Maka sebagai santri Khas jangan mencari istri di luar santriwati Khas. Amin Ya Rabbal Alamin.

Saya datang dari rumah, saya niati untuk berkumpul dengan orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan. Ada santrinya Nabi Muhammad, namanya Salim Maula Abi Hudzaifah. Salim itu budak, sedangkan Abi Hudzaifah adalah tuan. Yang satu kastanya budak dan satunya lagi kasta tuan. Sama-sama ngaji kepada Nabi Muhammad SAW, sama-sama pintarnya. Tapi begitu Kanjeng Nabi kepingin mengangkat siapa yang akan menjadi guru khusus Al-Qur’an, yang diangkat bukan Hudzaifah, tapi yang diangkat adalah Salim.

Hudzaifah itu orang Arab dari kasta tuan, sedangkan Salim itu budak dari kasta rendah dan bukan Arab, dari orang Persia. Tapi begitu Nabi Muhammad mau mengangkat guru Al-Qur’an, khudzuu Al-Qur’ana min arbain, yang diangkat salah satunya adalah Salim.

Saat Umar mau mencari khalifah pengganti dirinya, khalifah Umar mau wafat, kata Sayyidina Umar: Lau kana Salim hayyan, saya tidak ragu untuk mengangkatnya menjadi khalifah. Jadi pada waktu itu Umar sudah berfikir mau mengangkat seorang khalifah dari kasta budak dan bukan dari orang Arab tapi dari Persia.

Betapa Kanjeng Nabi itu mendidik luar biasa, ingin mengangkat pendidikan ini. Maka malam hari ini kita berkumpul untuk menyebarkan semangat pendidikan. Tadi kita sudah menentukan 20 tahun yang akan datang, maka sekarang kita manage jangan sampai ada yang protol, kita raih pendidikan ini, kita mengaji, maka saat itu Indonesia, Insya Allah, akan diisi oleh adik-adik kita, kaum santri.

Dulu pesantren ini namanya MTM, sekarang Khas. Semoga Khas makin jaya, melahirkan tunas-tunas bangsa. Semoga santri-santrinya menjadi bagian dari solusi negeri ini, bukan bagian dari problem. Amin Ya Rabbal Alamin. (KHASMedia)

*Disarikan dari pidato KH. Abdul Ghofur Maimoen dalam acara Muhadloroh ‘Ammah (Muam) di Masjid Al-Jadied, Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon, Jum’at (24/01/2020).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here