Gus Dur, Ramalan dan Pemikirannya

0
817

KHASKEMPEK.COM – Hadhratussyaikh Mbah Hasyim Asy’ari merupakan ulama Nusantara paling terkemuka di jagad republik ini, bukan sekedar Pendiri NU, melalui Ahli Sunnah Waljamaah, beliau telah membumikan nilai-nilai keagamaan yang moderat, merajut persaudaraan umat, dan berjasa dalam perjuangan kemerdekaan RI. Dari sini para ulama menjuluki Hadrotussyaikh, yang menurut Gus Mus, sapaan akrab KH. Musthofa Bisri diartikan sebagai Maha Kiai.

Mengikuti jejak sang kakek dan ayahnya, Gus Dur, sapaan populer KH. Abdurrahman Wahid, juga menjadi tokoh paling berpengaruh bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia internasional. Beliau merupakan pemikir dan penggerak kemanusiaan sejati. Gagasan-gagasannya mirip Plato di Barat dan sekelas Imam Ghazali di Timur. Beliau memahami kehidupan bahkan kematian nanti dan memadukan dua dorongan yang ada pada diri manusia; nalar dan intuisi.

Kiai kami Ketua Umum PBNU, Prof. DR. KH. Said Aqil Siroj dalam berbagai kesempatan sering menceritakan bahwa beliau menjadi seperti sekarang ini sebelumnya sudah disampaikan (maaf diramal) Gus Dur: “Nanti sampean itu baru jadi Ketua Umum PBNU setelah umur 55,” kata Gus Dur seperti ditirukan Kiai Said Aqil.

Bagi Gus Dur, mungkin sudah tidak ada lagi kata jin: hal yang tersembunyi, sebagaimana wataknya makhluk halus jin. Juga bukan lagi masalah surga, yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut Jannah.



فيهامالاعين رات ولااذن سمعث ولاخطرعلي بال بشر

Demikian sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan ketertutupan surga (jannah) selama ini.

Gus Dur juga sudah tidak mempertimbangkan qolbu lagi, sebagaimana hati dan ruh dalam bahasa Arab disebut Jinaan/Janaan: tiada yg mengetahui isi hati kecuali Allah.

Jadi beliau KH. Abdurrahman Wahid, merupakan uraian, pandangan dan pengetahuan yang terkadang dapat dengan mudah difahami oleh akal dan tidak sedikit sulit memahami beliau meski tidak bertentangan dengan akal, tetapi dapat diterima sepenuh hati oleh siapa pun bila ia menggunakan kalbunya.

Sebagai warga NU akar rumput, mungkin bukan kapasitasnya saya menguraikan banyak hal tentang tokoh bangsa ini. Semoga kami sekeluarga mendapatkan barokahnya aamien.

Gus Dur sudah 10 tahun tidak ada, bagi kami santri yang ingin terus belajar, beliau sudah “Beyond Imajination”, sudah melewati batas imajinasi.

Sebagai guru bangsa, beliau selalu hadir dalam ranah pengetahuan, ide, gagasan bahkan intuisi dan mimpi untuk membangun peradaban bangsa ini.
Lahu AlFaatihah

14 Muhrrom/30 Desember, 10 tahun wafatnya KH. Abdurrahman Wahid.

#DesemberBulanGusDur

(KHASMedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here