Di Depan Warga NU Taiwan, Kiai Said Aqil: Kita Ini Ashabul Haq

0
817

KHASKEMPEK.COM, TAIWAN – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA menjelaskan bahwa NU dan Muslimat di Taiwan sangat maju dan bermanfaat. Karena kita ini ashabul haq, pemilik kebenaran. Hal ini beliau sampaikan di acara Tabligh Akbar dalam rangka Milad Hikmah Kamilah, Haul KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Ke-10 dan Pelantikan Muslimat NU Taiwan yang bertempat di Taipei Main Station Exit South East 2, Ahad (29/12/2019).

“NU dan Muslimat di Taiwan sangat maju dan bermanfaat. Karena kita ini ashabul haq, pemilik kebenaran, kita ormas yang memiliki prinsip-prinsip yang benar,” tegas putra kedua Almarhum Kiai Aqil Siroj ini.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa kebenaran yang dibawa oleh NU, risalatul haq yang dibawa Nahdlatul Ulama yang didirikan oleh Hadrotus Syekh KH. Hasyim Asyari itu ada dua:

Pertama, kata Kiai Said adalah Ashabul Haq Ad-dini. Kebenaran dalam cara beragama. NU itu madzhabnya ahli sunnah wal jamaah. Karena NU sesuai dengan perintah Alquran mempunyai prinsip wasathiyah. Alquran memerintahkan Nabi Muhammad agar membangun organisasi namanya umat. “Umat seperti apa?,” tanya Kang Said.

Alquran menegaskan, “Wakadzalika ja’alnakum ummatan wasathon“. Saya perintahkan kepada kamu Muhammad agar membentuk organisasi besar namanya umat Islam yang mempunyai ciri khas wasathiyah, moderat, tidak radikal, tidak esktrim apalagi teroris dan tidak liberal, tidak liar, tidak semau gue tetapi kita berada ditengah-tengah antara rasional dan prinsip-prinsip doktrin agama.

“Kita menjunjung tinggi Alquran dan Hadits tetapi kita menghormati akal. Akal ada dua, ada ijma dan qiyas,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Jakarta ini.

Yang kedua adalah Ashabul Haq Al-wathoni, pemilik kebenaran dibidang bernegara. Kita orang NU bernegara Indonesia paling benar. Tahun 1916 waktu itu, negara Islam sedunia dipimpin oleh satu pemimpin namanya khalifah di Turki tapi waktu itu negara-negara Islam dijajah oleh penjajah.

“Mesir, Sudan, Iran dan Irak dijajah Inggris. Suriah, Libanon, Tunisia dan Aljazair dijajah Prancis dan Indonesia dijajah Belanda. Khalifah pada saat itu la haula wala quwwata, tidak bisa berbuat apa-apa,” kata beliau.

Maka Kiai Hasyim Asyari tahun 1916 sudah tahu bahwa khalifah akan bubar. Oleh karena itu, beliau memperkuat dan mengingatkan kita agar tetap beragama dan nasionalis. Maka keluarlah jargon “Huubul Wathon minal Iman. Nasionalisme bagian dari iman. Kamu beriman kepada Tuhan harus nasionalis. Kamu nasionalis harus beriman kepada Tuhan.

Di negara-negara Arab tidak ada ulama yang mengatakan nasionalisme bagian dari iman. Maka di negara Arab kalau pemimpin yang nasionalis bukan pemimpin agama, yang pemimpin agama bukan pemimpin nasionalis. Tapi di Indonesia KH. Hasyim Asyari merupakan pemimpin agama dan nasionalis. Maka Nahdlatul Ulama merupakan gerakan agama dan gerakan kebangsaan.

“Tahun 1924 khalifah bubar, Alhamdulillah, kita punya prinsip nasionalis religius. Sedangkan di Timur Tengah mempunyai prinsip nasionalis, sosialis, skuler. Oleh karena itu warga NU harus punya karakter dan harus punya cita-cita,” kata beliau. (KHASMedia)

Sumber: Ditulis dari siaran langsung facebook PCNU Taiwan Ranting Taichung dan foto dari Instagram Nahdlatul Ulama.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here