Ceramah di KJRI Istanbul, Kiai Musthofa Aqil Jelaskan Keberagaman Indonesia

0
1109

KHASKEMPEK.COM, ISTANBUL, TURKI – Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon, KH Muhammad Musthofa Aqil Siroj menjelaskan mengenai keberagaman di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan agama. Hal ini beliau sampaikan kepada hadirin dalam ceramah pengajian di Gedung Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Istanbul, Turki, Ahad (12/01/2020) waktu setempat.

Dalam pengajian yang bertema, “Merawat Perbedaan dan Memupuk Persatuan di tengah Keberagaman” ini, Kiai Musthofa Aqil mengatakan, tidak mungkin disebut Indonesia kalau hanya Islam saja. Tidak mungkin disebut Indonesia kalau hanya Jawa saja. “Allah telah menakdirkan Indonesia kepada Jawa, Sunda, Madura, Batak, Dayak, Ambon dan yang lainnya. Allah menciptakan Indonesia harus ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Bunddha dan Konghucu,” tegas putra ketiga Almarhum Kiai Aqil Siroj ini.

Menantu Almarhum Mbah KH Maimoen Zubair ini juga menjelaskan bahwa perbedaan tidak mungkin bisa dihilangkan karena ini merupakan sunatullah. “Kalau tidak ada perbedaan, maka tidak ada kemajuan dan perkembangan,” tutur Kiai Musthofa.

Kemudian beliau mengatakan bahwa, itu semua bisa digambarkan oleh perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan doktrin Allah SWT yang sangat indah sekali. “Allah menurunkan Alquran, tiga surat pertama secara berturut-turut, yaitu Al-Alaq, Al-Muddatsir dan Al-Muzzammil. Semuanya surat tersebut tidak satu pun menyebut kalimat Allah, yang ada kalimat Rabb. Rabb itu Rabbul Alamin,” jelas Rais Syuriah PBNU ini.

Lebih jelasnya, Kiai Musthofa membacakan ketiga surat itu satu persatu. Pertama, QS. Al-Alaq:


اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

Kedua, QS. Al-Muddatsir:


يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ قُمْ فَاَنْذِرْۖ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُۖ وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْۗ

Dan yang ketiga QS. Al-Muzzammil:


يٰٓاَيُّهَا الْمُزَّمِّلُۙ قُمِ الَّيْلَ اِلَّا قَلِيْلًاۙ نِّصْفَهٗٓ اَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلًا اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ اِنَّا سَنُلْقِيْ عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيْلًا اِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ اَشَدُّ وَطْـًٔا وَّاَقْوَمُ قِيْلًاۗ اِنَّ لَكَ فِى النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيْلًاۗ وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ اِلَيْهِ تَبْتِيْلًاۗ

Lalu, beliau menjelaskan bahwa dalam ketiga surat tersebut tidak ada kalimat Allah. “Artinya, Allah SWT mendoktrin Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin untuk menghadapi mereka dengan sifat rabb. Semuanya adalah ciptaan Allah. Nabi tidak boleh menganggap dirinya yang lebih tinggi, semua sama di mata Allah, tidak melihat yang iman dan yang tidak iman serta tidak memandang suku dan agama,” jelas Kiai Musthofa Aqil. (KHASMedia/Sumber: KJRI Istanbul)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here