Asyiknya Menghafal Nadhom Alfiyah

0
3129

KHASKEMPEK.COM – Sebagian besar Pondok Pesantren di Nusantara pasti mengkaji kitab gramatikal bahasa Arab yakni kitab Alfiyah Ibnu Malik. Kitab yang berisikan bait-bait tentang ilmu nahwu ini begitu unik dan menarik untuk dihafal dan dikaji.

Kitab yang digubah oleh ilmuwan Islam berkebangsaan Spanyol ini sudah lama sekali mendiami tanah Nusantara, lantaran pesantren sudah hadir sebelum penjajah datang dengan membawa gaya pendidikan ala baratnya.

Di satu sisi, kitab ini memang diakui kerumitannya untuk dipelajari. Jadi tak heran bila para kiai membawa kitab Ibnu Aqil atau lainya sebagai alat bantu untuk mengajar, sekalipun ada saja kiai yang tidak membawa kitab saat ngajar. Di sisi lain, kitab yang ditulis dengan konsep bait perbait ini sangatlah menantang, menarik dan menjadi keasyikan sendiri bagi santri untuk mempelajarainya.

Kitab yang tersusun dari 1002 bait, serta terdapat puluhan bab di dalamnya dan ada banyak kemiripan lafal-lafalnya. Baik diawal bait atau diakhir bait. Sebagai misal, di Bab Mubtada, banyak kemiripan lafal di awal-awal bait, belum lagi kemiripan satu bait dengan bait-bait yang lain terletak jauh berada di depan. Kalau tidak teliti bisa ambyar hafalan.

Belum bab “Jamak Taksir”, yang konon katanya banyak santri yang mandeg di bab itu sebab extra rumit. Pantas saja banyak santri yang terobsesi untuk menghafal. Kemudian di bab “Tashghir”, ruwet ngucapinnya tapi manis kalau dihafali.

Setelah selesai dalam tahapan menghafal sampai ujung bait, saatnya melalar dan merapalkannya agar lancar, jelas dan benar. Ini pekerjaan ruwet, lama sekaligus capek. Bibir dan mulut terus diajak melintasi bait perbait, menyelami huruf perhuruf, hingga klimaks.

Bagaimana gak mau cape mulut ini. Mulai dari nadhom ke 1 sampai 500, balik lagi, diulang terus, sampai lancar. Kemudian nadhom ke 500 sampai ke 1000, begitu seterusnya. Sungguh mengasyikkan.

Sejarah mencatat, ada saja santri yang mampu dari ujung belakang bait sampe ujung depan bait. Membacanya dibalik, apa gak gila? Kalau ini biasa disebut Alfiyah sungsang. Baca bolak balik dari belakang ke depan.

Dalam realitas pendidikan pesantren, Alfiyah ini bukan jadi kelas akhir, masih ada terusannya seperti Mughni Labib dengan dua jilidnya, dan kitab-kitab yang lain.

Mengkhatamkan dan mengkajinya adalah kebahagiaan tersendiri bagi seorang santri. Selamat buat para santri Pesantren Khas Kempek yang bisa mengkhatamkan nadhom Alfiyah beneran sampai ujung bait. Semoga kalian tidak meninggalkan fatihah buat pengarangnya. Semoga Alfiyah terus membumi di Nusantara.

(Khas Media/Anwar Ibnu Ahmad)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here