Agar Menjadi Bangsa Bermartabat, Kiai Said Aqil Tekankan Character Building

0
548

KHASKEMPEK.COM, JAKARTA – “Pendidikan semaju apapun dan sehebat apapun kalau tidak dibangun karakter, maka akan merugikan.” Inilah pesan Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam acara Halal Bi Halal PBNU Bersama PWNU Se-Indonesia secara virtual, Rabu (3/6/2020).

Dalam pesannya, beliau menegaskan dengan kisah Nabi Adam AS, dalam sejarah Nabi Adam ditunjuk oleh Allah untuk menjadi khalifah (penguasa di muka bumi), malaikat protes, “Kenapa yang ditunjuk Adam, bukan kami saja? Kami orang yang taat, tidak pernah berdosa, sedangkan Adam ini potensinya bisa mengalirkan darah di bumi,” jelas Kang Said.

Kemudian, Allah memberitahukan Adam dengan ilmu pengetahuan, Allah mencerdaskan Adam, Wa ‘allama ādamal-asmā`a kullahā. Akhirnya nabi Adam bisa mengetahui semuanya, sedangkan malikat tidak tahu, tidak bisa menjawab, Qālụ sub-ḥānaka lā ‘ilma lanā illā mā ‘allamtanā, innaka antal-‘alīmul ḥakīm. Adam cerdas dan berilmu, kami tidak sanggup kata malaikat.

Setelah Adam mempunyai ilmu, kata Kiai Said Aqil, kemudian Adam tergoda oleh rayuan Iblis. Ketika Allah memberikan kebebasan kepada Adam untuk makan, minum dan menempati surga dengan segala kenikmatannya kecuali satu pohon (dalam tafsir disebut pohon khuldi).

Iblis menggoda istrinya dulu, Hawa. Setelah Hawa tergoda, kemudian ia merayu Adam agar mengambil dan memetik buah itu. Akhirnya Adam memetik dan memakannya bersama Hawa, setelah itu Allah marah dan mengusir Adam dan Hawa dari surga.

Tetapi setelah ratusan tahun, Fa talaqqā ādamu mir rabbihī kalimātin fa tāba ‘alaīh. Maka Adam dibentuk karakter dengan kalimatullah (mendapatkan hidayah) dengan taubat, Qālā rabbanā ẓalamnā anfusana wa il lam tagfir lanā wa tar-ḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn.

Dari kisah itu, Kiai Said menyimpulkan bahwa pembentukan karakter (Character Building) itu sangat penting peranannya agar kita menjadi bangsa yang bermartabat, “Jadi ilmu saja tidak cukup, cerdas saja tidak cukup, teknologi tidak menjamin kehidupan bahagia, karakter, akhlakul karimah harus kita bangun,” tegas beliau.

Oleh karena itu Ahmad Syauqi Bey dalam syairnya mengatakan: “wa innamal umamul akhlaqu ma baqiyat fa inhumu dzahabat akhlaquhum dzahabu. Martabat bangsa tergantung akhlaknya. Kalau akhlaknya hancur, martabat umatnya akan rendah, akan hancur,” kata Kiai Said. (KHASMedia)

Sumber: YouTube NU Channel

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here