3 Pelajaran yang Bisa Diambil dari Sebuah Balon

1
1074

KHASKEMPEK.COM – Nabi Muhammad SAW bersabdah:


الحكمة ضالة المؤمن، أنى وجدها فهو أحق بها

“Hikmah (pelajaran berharga) adalah barang berharga yang hilang dari seorang mu’min, dimana pun ia menemukannya maka ia paling berhak atasnya.”

Demikianlah hadist Kanjeng Rasul SAW yang menganjurkan kepada kita untuk senantiasa belajar, dari siapa pun, dari apapun kapanpun dan dimanapun, meski itu dari sebuah balon.

Kenapa harus balon? Balon, kemungkinan bagi sebagian besar dari kita, hanyalah sarana bermain bagi anak-anak. Kita sering menjumpainya dijual di taman wisata anak-anak, di acara-acara hajatan, atau di tempat-tempat keramaian yang lain. Kita juga tentunya pernah mendengar lagu anak-anak “Balonku ada lima” yg pernah diisukan “tidak islami” itu.

Tapi tahukan kamu dari balon kita bisa mendapatkan pelajaran dan hikmah berharga? Pelajaran yang sebenarnya perlu kita tanamkan juga kepada anak-anak kita sejak usia dini.

Jadi, balon bukan hanya untuk memuaskan selera bermain anak-anak kita tapi dari balon kita juga bisa menanamkan nilai-nilai luhur kepada mereka.

Memang apa sih pelajaran yang bisa kita ambil dan kita tanamkan untuk anak-anak kita dari sebuah balon? Penasaran ya?

Pertama, balon semakin besar dan berisi, maka ia akan menjadi semakin ringan dan dengan demikian bisa melambung lebih tinggi lagi. Dalam hal ini, kita seharusnya bisa meniru balon. Dengan semakin berisi, baik itu dengan ilmu pengetahuan atau pengalaman, maka itu tidak seharusnya tambah membebani. Bahkan layaknya sebuah balon, isi dalam diri seorang justru mendorongnya untuk dapat terbang lebih tinggi lagi dalam mencapai prestasi dan cita-cita.

Kedua, balon bisa kapan saja pecah dan bocor sehingga yang semula berada tinggi di udara akhirnya jatuh tercampakkan di permukaan tanah bahkan tempat yang kotor sekalipun.

Ini sebegai pelajaran bahwa kita tidak boleh sombong apapun derajat ketinggian yang sudah kita raih. Karena nasib orang siapa tahu? Kadang kita berada di atas, tapi karena sebab-sebab yang di luar dugaan dan jangkauan kita, kita bisa jatuh ke bawah. Begitu pula sebaliknya, mereka yang di bawah, karena mau berusaha keras, akhirnya meraih kesuksesan melebihi kita.


Disamping itu, keberadaan balon yang bisa tiba-tiba mengempis memberikan pelajaran bahwa kita tidak seharusnya mengandalkan hal-hal yang bersifat sementara. Seperti benda-benda dan kenikmatan duniawi di sekitar kita. Semuanya bisa saja hilang tanpa sebab dan alasan. Mengandalkannya secara berlebihan akan membuat kita kecewa dan sering kali dapat juga merusak rencana kita yang lebih berjangka panjang.

Terlebih lagi kalau kita tahu bahwa balon di udara hanya disambungkan dengan seutas tali kecil nan tipis. Betapa sangat beresiko keberadaannnya. Tali itu bisa tiba-tiba putus dan balon itu pun akan terbang tertiup angin, entah kemana angin itu membawanya. Betapa lemah dan tidak berdayanya ia.

Ketiga, balon bila diisi dengan udara di atas kapasitasnya maka akibatnya ia akan pecah meledak. Demikian juga apabila sering ditekan-tekan dari luar. Sering kali tekanan itu akhirnya membuat balon itu meledak.


Ini memberi pelajaran kepada kita bahwa ketika kita memperlakukan sesuatu atau seorang maka jangan membebaninya dengan tugas dan kewajiban di luar batas kemampuannya. Karena tekanan yang berlebihan hanya melahirkan akibat yang merusak bagi diri yang bersangkutan.


Dan kita jangan mudah terbuai dengan pujian yang melenekan atau dengan penghormatan yang tidak pada tempatnya. Karena itu semua ibarat tambahan tiupan pada balon yang sepertinya membuatnya lebih besar, akan tetapi tanpa disadari justru mengakibatkan balon itu pada akhirnya pecah dan meledak.

Terakhir, kita tahu bahwa warna balon itu ada bermacam-macam; itu juga mencerminkan warna kehidupan kita. Kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang plural dengan beraneka ragam budaya dan latar belakang. Maka sudah selayaknya kita bergaul dengan semuanya tanpa membedakan warna kulit dan latar belakang budaya dan agamanya.

Demikian hikmah dan pelajaran dari balon untuk hari ini. Terima kasih. (Sumber: Al-Nashir Al-Manshur)

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here